Tuesday, February 19, 2013
Deviden
Tujuan Pembagian Deviden
Tujuan
pembagian dividen untuk memaksimumkan pemegang saham atau harga saham dan
menunjukan likuiditas perusahaan. Dari sisi investor dividen merupakan salah
satu motivator untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor lebih memilih
dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui
oleh Gordon-Litner sebagai “The bird in the hand theory” bahwa satu
burung di tangan lebih
berharga daripada seribu burung di udara. Selain itu investor juga dapat
mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan.
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi
mereka, apakah sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk
membayar dividen dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan
kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu
laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi
sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.
Menurut
pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah
perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari
transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya. Bila
dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah
definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan
mengenai cara untuk menghitung laba (Muqodim, 2005:114).
Laba
akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha
karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat
dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya
operasi perusahaan (laba bersih). Selain menggunakan nilai laba
akuntansi dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan,
seringkali perusahaan juga
mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah
diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan
amortisasi.
Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya
non kas, artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang
ataupun di masa depan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penyusutan adalah
alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi. Suatu aktiva dapat dipandang
sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan
pendapatan. Penyusutan aktiva dibebankan ke pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Efendri (1993) dalam Murtanto dan Febby (2004) tesisnya meneliti
tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan pembagian dividen
kas. Penelitian dilakukan terhadap 84 perusahaan yang mengembalikan questionnaires, seluruhnya merupakan
perusahaan go public sampai akhir
tahun 1991. Hasilnya menyatakan bahwa faktor peningkatan dan penurunan laba
termasuk faktor yang sangat penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan
pembagian dividen kas.
Elizabeth (2000) dalam penelitiannya yang
menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan
menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada
tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada
konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai
dengan dividen kas. Pada umumnya laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen
kas yang dibagikan dari laba tunai.
Murtanto dan Febby (2004) dalam
penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai
dengan dividen kas. Mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi
pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa
adanya hubungan yang kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.
0 Response to "Tujuan Pembagian Deviden"
Post a Comment