Monday, June 24, 2013
Demam tifoid
Makalah Tentang Demam Tifoid
Pengertian
Demam Typoid
Demam
tifoid adalah penyakit menular yang
bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem
retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi
Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002).
Penyakit
Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus
atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi
terutama menyerang bagian saluran pencernaan.
Demam
tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di
Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
1.2
Penyebab Demam Typoid
Demam
tifoid disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi.
Salmonela merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam
famili Enterobacteriaceae. Salmonella memiliki karakteristik memfermentasikan
glukosa dan mannose tanpa memproduksi gas, tetapi tidak memfermentasikan
laktosa atau sukrose. Seperti Enterobacteriaceae yang lain Salmonella memiliki
tiga macam antigen yaitu antigen O (tahan panas, terdiri dari lipopolisakarida),
antigen Vi (tidak tahan panas, polisakarida), dan antigen H (dapat didenaturasi
dengan panas dan alkohol). Antigen ini dapat digunakan untuk pemeriksaan
penegak diagnosis. (Brooks, 2005).
1.3
Gejala Demam Typoid
Penyakit
ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman,
sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian
mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga
berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala
klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan
bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan
gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1.
Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi.
2.
Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak
akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3.
Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan
limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga
terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa
masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4.
Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa
kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5.
Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas,
pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.
Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan
berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali
terjadi gangguan kesadaran.
1.4
Penularan Demam Typoid
Penyakit
demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan
melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa.
Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri
saat diraba.
1.5
Pencegahan
Untuk
dapat mencegah penyakit ini harus tahu terlebih dahulu cara penularan dan
faktor resikonya. Kuman S typhi menular melalui jalur oro-fekal, artinya kuman
masuk melalui makanan atau minuman yang tercermar oleh feses yang mengandung S
typhi. Di negara endemis seperti Indonesia, faktor resikonya antara lain makan
makanan yang tidak disiapkan sendiri di rumah (karena tidak terjamin
kebersihannya), minum air yang terkontaminasi, kontak dekat dengan penderita
tifoid, sanitasi perumahan yang buruk, higiene perorangan yang tidak baik dan
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Oleh
karena itu, pencegahan yang paling sederhana adalah dengan mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah buang air, menyiapkan makanan sendiri, tidak buang
air besar sembarangan (di negara kita masih banyak keluarga yang tidak memiliki
jamban sendiri), memasak makanan terlebih dahulu, bijak dalam menggunakan
antibiotik.
Selain
hal-hal di atas, saat ini sudah tersedia vaksin untuk tifoid. Ada 2 macam
vaksin, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara oral (Ty21A) dan vaksin
polisakarida Vi yang diberikan secara intramuskular/disuntikkan ke dalam otot.
Menurut FDA Amerika, efektivitas kedua vaksin ini bervariasi antara 50-80 %.
Vaksin
hidup Ty21A diberikan kepada orang dewasa dan
anak yang berusia 6 tahun atau lebih. Vaksin ini berupa kapsul, diberikan dalam
4 dosis, selang 2 hari. Kapsul diminum dengan air dingin (suhunya tidak lebih
dari 37 oC), 1 jam sebelum makan. Kapsul harus disimpan dalam kulkas (bukan di
freezer). Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh (HIV, keganasan). Vaksin juga jangan diberikan pada orang yang
sedang mengalami gangguan pencernaan. Penggunaan antibiotik harus dihindari 24
jam sebelum dosis pertama dan 7 hari setelah dosis keempat. Sebaiknya tidak
diberikan kepada wanita hamil. Vaksin ini harus diulang setiap 5 tahun. Efek
samping yang mungkin timbul antara lain, mual, muntah, rasa tidak nyaman di
perut, demam, sakit kepala dan urtikaria.
Vaksin
polisakarida Vi dapat diberikan pada orang dewasa dan anak yang berusia 2 tahun
atau lebih. Cukup disuntikkan ke dalam otot 1 kali dengan dosis 0,5 mL. Vaksin
ini dapat diberikan kepada orang yang mengalami penurunan sistem imun.
Satu-satunya kontra indikasi vaksin ini adalah riwayat timbulnya reaksi lokal
yang berat di tempat penyuntikkan atau reaksi sistemik terhadap dosis vaksin
sebelumnya. Vaksin ini harus diulang setiap 2 tahun. Efek samping yang mungkin
timbul lebih ringan dari pada jika diberikan vaksin hidup. Dapat timbul reaksi
lokal di daerah penyuntikkan. Tidak ada data yang cukup untuk direkomendasikan
kepada wanita hamil.
II.
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
Penyakit
Typhus atau Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga
disebut typhus atau types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella
Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan.
Demam
tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik)
di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia
penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per
tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi
terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi
yang paling sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun.
Situasi
penyakit Typhus (demam typhoid) di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005
sebanyak 16.478 kasus, dengan kematian sebanyak 6 orang (CFR=1%). Berdasarkan
laporan yang di terima oleh Subdin P2&PL Dinkes Prov. Sulsel dari beberapa
kabupaten yang menunjukkan kasus tertinggi yakni Kota Parepare, Kota Makassar,
Kota Palopo, Kab. Enrekang dan Kab. Gowa. Sedangkan untuk tahun 2006, tercatata
jumlah penderita sebanyak 16.909 dengan kematian sebanyak 11 orang (CFR=0,07%)
dan sebaran kasus tertinggi di Kab. Gowa, Kab. Enrekang, Kota Makassar dan Kota
Parepare.
Pada
tahun 2007 tercatat jumlah penderita sebanyak 16.552 dengan kematian sebanyak 5
orang (CFR=0,03 %) dengan sebaran kasus tertinggi di Kab.Gowa, Kab.Enrekang dan
Kota Makassar. Penyakit typhus berdasarkan Riskesdas tahun 2007 secara nasional
di Sulawesi Selatan, penyakit typhus tersebar di semua umur dan cenderung lebih
tinggi pada umur dewasa. Prevalensi klinis banyak ditemukan pada kelompok umur
sekolah yaitu 1,9%, terendah pada bayi yaitu 0,8%.
Dari
data program tahun 2008 penyakit typhus tercatat jumlah penderita sebanyak
20.088 dengan kematian sebanyak 3 orang, masing-masing Kab. Gowa (1 orang) dan
Barru (2 orang) atau CFR= 0,01 %. Insiden Rate (IR=0.28%) yaitu tertinggi di
Kab.Gowa yaitu 2.391 kasus dan terendah di Kab. Luwu yaitu 94 kasus, tertinggi
pada umur 15-44 tahun) sebanyak 15.212 kasus.
III.
PEMBAHASAN
Demam
Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemic) di
Indonesia, mulai usia balita sampai orang dewasa. Prevalensi demam typhoid
paling tinggi pada usia 15-44 tahun karena pada usia tersebut orang-orang
cenderung memiliki aktivitas fisik yang banyak, atau dapat dikatakan sibuk
dengan pekerjaan dan kemudian kurang memeperhatikan pola makannya, akibatnya
mereka cenderung lebih memilih makan di luar rumah , atau jajan di tempat lain
,khususnya pada anak usia sekolah, yang mungkin tingkat kebersihannya masih
kurang dimana bakteri Salmonella thypi banyak berkembang biak khususnya dalam
makanan sehingga mereka tertular demam typhoid . Pada usia anak sekolah ,
mereka cenderung kurang memperhatikan kebersihan/hygiene perseorangannya yang
mungkin diakibatkan karena ketidaktahuannya bahwa dengan jajan makanan
sembarang dapat menyebabkan tertular penyakit demam typhoid.
Sedangkan
pada anak-anak usia 0-1 tahun prevalensinya lebih rendah karena kelompok umur
ini cenderung mengkonsumsi makanan yang berasal dari rumah masing-masing yang
tingkat kebersihannya masih cukup baik dibanding yang dijual di warung-warung
makanan (makanan yang diberikan dimasak sendiri oleh ibu bayi tersebut). Namun
kelompok umur ini tidak dapat terhindar dari penyakit demam typhoid, mungkin
salah satu akibatnya adalah tingkat hygine perseorangan dari ibu bayi tersebut.
Mungkin ibu bayi tersebut kurang memperhatikan kebersihan makanan yang ia
konsumsi, selanjutnya ibu tersebut menderita demam typhoid dan kemudian
menularkan pada bayinya melalui makanan yang mengandung bakteri Salmonella
thypi.
Perbedaan
insiden demam typhoid di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air
bersih yang kurang memadai serta sanitasi lingkungan yang masih buruk di tempat
tersebut . Dari tabel yang telah ditunjukkan di atas bahwa paling banyak
penderita di kabupaten Gowa, hal ini disebabkan oleh sistem penyediaan air
bersih oleh pihak pemerintah yang kurang memadai, misalnya air bersih yang
disalurkan ke rumah-rumah penduduk masih mengandung bakteri Salmonella thypi
akibat kurang efektifnya sistem kebersihan air minum tersebut.
Tingginya
kasus demam typhoid juga dapat disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat di
Kabupaten Gowa yang masih menggunakan jamban yang tidak memenuhi standar
kesehatan ( masih menggunakan wc cemplung) atau masih membuang air besar di
saluran air atau sungai sehingga penyebaran bakteri Salmonella thypi sebagai
agen penyebab demam typhoid lebih tinggi dibandingkan di kabupaten Luwu.
Penyebab
lainnya yaitu kebiasaan masyarakat Kabupaten Gowa yang kurang memperhatikan
tempat pembuangan sampah, dimana hal ini dapat menyebabkan lalat dapat
berkumpul banyak dan tingkat penyebaran demam typhoid akan lebih tinggi
disbanding Kabupaten Luwu yang memilki tempat pembuangan sampah yang lebih
terorganisir.
Tingginya
prevalensi kasus demam typhoid juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan cara makan
masyarakat di kabupaten Gowa, misalnya kebiasaan makan menggunakan tangan
(tanpa menggunakan sendok) yang terbukti dapat meningkatkan frekuensi terular
penyakit demam typhoid disbanding yang menggunakan sendok, terlebih lagi jika
tidak ada kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.
Dari
berbagai penelitian terhadap demam typhoid, penyakit ini dapat timbul sepanjang
tahun. Menurut waktu, dari tabel di atas dapat diketahui paling banyak jumlah
penderita demam Typhoid pada bulan April sebesar 2350 penderita, dan terendah
pada bulan November yaitu sebanyak 707 penderita. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena bulan April merupakan musim kemarau, dimana pada masa seperti inilah
bakteri Salmonella thypi dapat berkembang biak dengan cepat sehingga prevalensi
demam typhoid juga cenderung meningkat bila dibandigkan bulan November yang
merupakan musim penghujan.
IV.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat
(endemic) di Indonesia, mulai usia balita sampai orang dewasa.
2.
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi.
Salmonela merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam
famili Enterobacteriaceae.
3.
Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui
makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus
halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati
dan limpa.
4.
Pencegahan terjadinya demam typhoid:
a.
mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air
b.
menyiapkan makanan sendiri
c.
tidak buang air besar sembarangan (di negara kita masih banyak keluarga yang
tidak memiliki jamban sendiri)
d.
memasak makanan terlebih dahulu
e.
bijak dalam menggunakan antibiotik.
5.
Distribusi demam typhoid menurut orang, jumlah penderita demam typhoid paling
tinggi pada usia 15-44 tahun yaitu sebesar 8154 penderita dan yang paling
rendah pada usia 0-1 tahun sebesar 184 penderita.
6.
Distribusi demam typhoid menurut tempat, jumlah penderita paling tinggi
terdapat di daerah kabupaten Gowa yaitu sebanyak 2350 penderita dan paling
rendah terdapat di kabupaten Luwu yaitu sebanyak 94 penderita.
7.
Distribusi demam typhoid menurut waktu, dapat diketahui paling banyak jumlah
penderita demam Typhoid pada bulan April sebesar 2350 penderita, dan terendah
pada bulan November yaitu sebanyak 707 penderita. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena bulan April merupakan musim kemarau, dimana pada masa seperti inilah
bakteri Salmonella thypi dapat berkembang biak dengan cepat sehingga prevalensi
demam typhoid juga cenderung meningkat bila dibandingkan bulan November yang
merupakan musim penghujan.
4.2
Saran
1.
Program pencegahan penyakit demam typhoid hendaknya lebih dioptimalkan dengan
melibatkan berbagai sector, baik itu masyarakat, pemerintah, dan petugas
pelayanan kesehatan.
2.
Peningkatan sanitasi terhadap lingkungan dan hygiene perorangan hendaknya lebih
mendapatkan perhatian penuh dan dilakukan upaya promotif untuk mencegah,
mengurangi bahkan menghilangkan kejadian penyakit demam typhoid.
0 Response to "Makalah Tentang Demam Tifoid"
Post a Comment