Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Aspek-aspek Kecerdasan EmosiGoleman (1997) mengatakan bahwa kecerdasan emosioanal adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Kecerdasan emosi adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang yang dapat mengendalikan emosinya, menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 

Aspek-aspek kecerdasan emosi adalah sebagai berikut : 

1.. Pengelolaan diri 

Mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan perasaan-perasaan yang dialaminya dan tahan terhadap frustasi. 

2. Kemampuan untuk memotivasi diri 

Kemampuan ini berguna untuk mencapai tujuan jangka panjang untuk mengatasi setiap kesulitan yang dialami bahkan untul mekegakan kegagalan yang terjadi. 

3. Empati 

Empati ini dibangun dari kesadaran diri dengan memposisikan diri senada, serasa dengan emosi orang lain akan membantu untuk memahami perasaan orang lain tersebut. 

4. Keterampilan sosial 

Merupakan keterampilan yang dapat dipelajari seseorang semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain. 




Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi terutama bagi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian remaja menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda. 



Kapan seseorang akan mengalami emosi? 

Seseorang akan merasakan emosi ketika mengalami kejadian atau suatu hal tertentu kebanyakan ahli yakin bahwa emosi akan lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Kebanyakan orang akan meluapkan amarahnya dan emosinya akan cepat reda daripada menyimpan suasana hati yang sedang bersedih, karena itu akan memakan waktu yang sangat lama, mungkin sampai berjam-jam. 



Timbulnya emosi 

Emosi timbul karena adanya stimuli pembangkit emosi. Dengan demikian emosi bukan peristiwa keseluruhan sampai timbulnya perasaan dan dorongan serta terjadinya sambutan-sambutan fisis dan fisilogis lewat pekerjaan susunan saraf yang berlangsung secara otomatis. Untuk dapat terjadi peristiwa timbulnya emosi, stimuli harus dihubungkan dengan minat dan kehendak. Sebagai contoh, jika seseorang mengarahkan minatnya terhadap seorang individu, benda atau situasi maka akan terjadilah kemungkinan reaksi potensi emosi sehingga ia distimuli oleh hal-hal tersebut dimana ia menaruh perhatian. 

Suatu stimuli yang membangkitkan satu emosi tidak dapat menimbulkan emosi yang lainnya dalam waktu yang sama. Tetapi stimuli yang satu itu dapat saja membangkitkan emosi-emosi yang berbeda dan bahkan berlawanan pada waktu-waktu yang berlainan. 



Bagaimana cara seseorang dalam mengendalikan emosi? 

Contoh aktivitas yang dapat membantu anak-anak dalam perkembangan emosinya : 

- Mintalah anak untuk menggambarkan suatu situasi di mana rasa frustasi dan kemarahan seharusnya ditangani dengan sewajarnya 

- Menggunakan boneka sebagai model yang tepat dalam pemberian respons terhadap emosi 

- Membantu anak-anak belajar untuk mengakui tentang suatu hal dan memberi label terhadap perasaan mereka sendiri 

- Memilih literatur di mana setiap karakter bereaksi dengan emosi yang sewajarnya dan mendiskusikan bagaimana mereka merasakan dan juga bagaimana mereka bertindak 

- Memberikan rasa empati bagi anak-anak yang merasa ketakutan dan juga yang membutuhkan perhatian 

- Izinkan anak-anak untuk berbagi lelucon mereka, hargai setiap tahapan perkembangan rasa humor mereka. 

Sedangkan ada beberapa tahap atau cara untuk mengendalikan emosi seseorang khusunya bagi remaja dan dewasa. Seseorang harus mampu untuk tetap terbuka untuk rasa menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, mampu melibatkan diri atau menarik diri secara reflektif dari suatu emosi dan mendasarkan pada pertimbangan informasi dan kegunannya. Berikutnya, seseorang harus mampu memantau emosi secara reflektif dalam hubungan diri sendiri dan dengan orang lain. Selalu berpikir positif dan merefleksikan hanya untuk meluapkan amarah saja dan tidak untuk mendendam. 

Ada contoh sebuah kasus yang dialami seseorang yang berkebangsaan Indonesia, yang bernama Doni, ia seorang mahasiswa psikologi di suatu perguruan tinggi negri yang tidak dapat melanjutkan kuliahnya karena kekurangan biaya. 

Dalam kasus ini, Doni dapat dikatakan orang yang memiliki kecerdasan emosi apabila ia dapat mengendalikan diri terhadap keadaan yang menimpanya, sehingga ia mampu memotivasi dirinya untuk bangkit dari keadannya. Walaupun terasa berat, tetapi Doni akan mencapai kecerdasan emosinya apabila ia dapat bertahan dan tidak menggunakan emosi yang berlebihan. Mungkin dengan jalan lain Doni dapat bekerja atau mencari penghasilan untuk menutupi kekurangan biayanya. Apabil Doni tidak putus asa dan berhasil menghadapi kecerdasannya dengan baik, maka ia dapat dikatakan orang yang memiliki kecerdasan emosi, karena Doni memiliki ciri-ciri dari kecerdasan emosi, yaitu mampu memotivasi diri, tahan terhadap frustasi dan mampu mengendalikan diri. Stress dan masalah yang dihadapi dirinya tidak menyebabkan kemampuan berpikirnya melemah dan tidak membuatnya patah semangat ataupun malas belajar dalam melanjutkan pendidikannya 

0 Response to " Aspek-aspek Kecerdasan Emosi "

Post a Comment