Saturday, March 9, 2013
Kesehatan
ALAT KONTRASEPSI MANTAP PADA WANITA
dr. Muskamal T, dr.
Ny. Josephine LT, SpOG
BATASAN
:
Kontap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua
tuba Fallopii untuk membatasi keturunan atas permintaan suami istri secara
sukarela.(1)
SYARAT PESERTA KONTAP :
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI)
menganjurkan 3 syarat untuk menjadi akseptor untuk menjadi akseptor kontap,
yaitu (2,3)
- Sukarela : perlu informasi dan
konseling
Meliputi
resiko dan keuntungan kontap dan pengetahuan tentang sifat dan permanennya kontrasepsi ini.
- Bahagia
Dilihat
dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri sekurang-kurangnya 25
anak tahun dengan sekurang-kurangnya 2 anak hidup dan anak terkecil berumur
lebih dari 2 tahun.
- Sehat
Dalam
keadaan sehat waktu menghadapi pembedahan.
PERSIAPAN PRE-OPERATIF :
Meliputi : (4)
- Persetujuan tindakan medik
- Anamnesia calon akseptor
meliputi riwayat penyakit :
a.
Penyakit-penyakit pelvis
b.
Adhesi / perlengketan
c.
Pernah mengalami operasi abdominal
/ operasi pelvis
d.
Riwayat Diabetes melitus
e.
Penyakit paru-paru : Asma,
bronkitis, emfisema
f.
Obesitas
g.
Pernah mengalami masalah dalam
anestesia
h.
Penyakit-penyakit perdarahan
i.
Alergi
3.
Pemeriksaan fisik
4.
Pemeriksaan laboratorium
a.
Pemeriksaan darah : Hb, leukosit,
eritrosit, trombosit, waktu pembekuan, waktu perdarahan, LED
b.
Pemeriksaan urin : sedimen,
reduksi, albumin
c.
Pap smear : bila diperlukan
d.
Jika perlu test kehamilan dan
pemeriksaan lain sesuai hasil yang diperoleh pada no. 2 dan 3
5.
Pemeriksaan foto toraks
6.
Konsultasi untuk pemberian anestesi
7.
Calon akseptor baik rawat jalan
maupun rawat inap : puasa mulai tengah malam sebelum hari operasi, atau sekurang-kurangnya 6 jam
sebelum operasi dan lakukan klisma.
INDIKASI :
Di Indikasi bagi PUS yang : (3)
- Sudah memiliki jumlah anak
cukup dan tidak ingin menambah anak lagi
- Beresiko tinggi untuk hamil
berikutnya
INDIKASI KONTRA KONTAP : (3,4)
Indikasi kontra mutlak tidak ada, kecuali bila kontap
dilakukan secara laparoskopi, maka indikasi kontra mutlak adalah :
a.
Infeksi peritoneal
b.
Penyakit jantung dan paru-paru yang
berat
Indikasi kontra relatif :
a.
Hernia umbilikalis
b.
Pernah mengalami operasi abdomen
·
Jaringan parut yang luas
·
Perlekatan-perlekatan abdominal
c.
Inflamasi pelvis yang akut atau
kronis
d.
Obesitas yang ekstrim
e.
Lain-lain :
·
Hipertensi
·
Massa dalam pelvis
·
Diabetes melitus yang itdak
terkontrol
·
Penyakit-penyakit perdarahan
·
Keadaan gizi yang sangat buruk
·
Anemia berat
SAAT TUBEKTOMI :
Dilakukan pada saat : (1,2,3,4)
- Bersamaan dengan seksio sesar
- Pasca persalinan : dalam waktu
48 jam dan hari ke 7 setelah persalinan
- Bila dilakukan diantara hari
ke 3 dan ke 7 setelah persalinan, maka perlu dilindungi dengan
antibiotika
- Pasca keguguran dalam waktu :
·
Bersamaan suatu keguguran
·
1 minggu setelah keguguran
- Masa interval : antara 2 interval haid,
sebaiknya setelah haid
- Bersamaan dengan tumor
ginekologi lainnya
CARA MENCAPAI TUBA FALLOPI : (1,2,3)
- Trans abdominal
·
Laparotomi : insisi lebih dari 5
cm, baik digaris tengah atau melintang
·
Mini laparotomi : insisi kurang 5 cm, dibawah pusat untuk pasca
persalinan atau supra publik untuk pasca abortus dan interval
·
Laparoskopi : dengan laparoskopi
melalui insisi kecil dibawah pusat
- Tranvaginal
·
Kolpotomi : insisi 2 cm di forniks
posterior vagina
·
Kuldoskopi : dengan kuldoskopi
melalui insisi kecil forniks posterior
vagina
- Transservikal / transuterina
·
Histeroskopi : memakai histeroskopi
dimasukkan melalui kanalis servikalis
CARA MENUTUP TUBA FALLOPI : (1,2,3)
1.
Cara Pomeroy
: Pertengahan tuba dijepit, lalu diangkat Dasar lipatan diikat dengan catgut
chromik No.0 atau No.1 lalu lipatan dipotong diatas ikatan catgut tadi.
2.
Cara Medlener
: Pertengahan tuba dijepit, lalu diangkat sehingga melipat. Dasar lipatan
kemudian diklem “Chrushed”. Bagian yang
diklem ini diikat dengan bahan yang tidak dapat diabsorbsi misalnya benang
sutera.
3.
Cara kroener
(fimbriektomi), fimbria diklem lalu dipotong dan bagian tuba yang proksimal
dari jepitan diikat dengan benang sutera.
4.
Cara Irving
: Tuba dipotong pada pertengahan, setelah kedua ujung potongan diikat dengan
catgut kromik No-0 atau 00. Ujung potongan proksimal ditanam didalam miometrium
dinding depan uterus. Ujung potongan distal ditanam didalam ligamentum latum.
5.
Pemasangan cincin Fallope
: Dengan aplikator, bagian istimus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian
tuba tersebut.
6.
Pemasangan klip
: Klip Hulka digunakan dengan cara menjepit tuba.
KOMPLIKASI :
A. Komplikasi
saat anestesi(1)
·
Anestesi umum :
·
Kelainan pernapasan : hipoksia,
hiperkapnia, pneumotoraks
·
Kelainan kardiovaskuler :
hipotensi, hipertensi, aritmia, henti jantung
·
Kelainan gastrointestinal :
regurgitasi isi lambung sehingga menyebabkan
aspirasi paru.
·
Anestesi lokal :
·
Toksisitas akibat kelebihan obat
anestesi lokal
·
Reaksi alergi
B.
Komplikasi pada saat tindakan (1)
1.
Perforasi rahim
2.
Perlukaan kandung kencing
3.
Perlukaan usus
4.
Perdarahan mesosalping
5.
Infeksi lokal maupun peritonitis
PERAWATAN PASCA TINDAKAN : (1)
a.
Setelah tindakan pembedahan, pasien
dirawat diruang pulih selama kurang lebih 4-6 jam
b.
Dua jam setelah tindakan dengan
anestesia lokal pasien diizinkan minum dan makan lunak.
c.
Bila keadaan pasien stabil dan
tidak memperoleh anestesia umum, dapat dipulangkan kurang lebih 4-6 jam pasca
bedah dengan ditemani keluarganya.
d.
Berikan antibiotika profilaksis dan
analgesik
e.
Diusahakan agar luka tetap kering
selama 3 hari dan jangan basah sebelum sembuh, karena dapat timbul infeksi
f.
Segera kembali kerumah sakit
apabila terjadi perdarahan, badan panas, nyeri yang hebat, pusing, muntah atau
sesak napas.
KEPUSTAKAAN
:
1.
Panduan Pelayanan Kontrasepsi
Mantap Wanita. Perkumpulan Kontrasepsi
Mantap Indonesia (PKMI), Desember 1995, hal 4,5,56-8
2.
Affandi B. Kontrasepsi. Dalam buku
Ilmu Kebidanan Edisi ketiga Yayasana Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo,
Jakarta 1995, hal 924-5
3.
BAhan kuliah Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi Bagian Obgin Fakultas Kedokteran UNHAS
4.
Hartanto H. Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi, Edisi Pertama, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1994, hal 218-19
5.
Moeloek FA, Muhiman M.
Kontrasepsi mantap wanita. Dalam Buku
Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi Kedua Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta 1991, hal 248.
0 Response to "ALAT KONTRASEPSI MANTAP PADA WANITA"
Post a Comment