ANALISIS KEBIJAKAN YANG RELEVAN TENTANG PEREKONOMIAN


A.    ANALISIS KEBIJAKAN YANG RELEVAN
a.       Kebijakan Peningkatan Kinerja dan Daya Saing
·         Dalam World Competitiveness Report 1996, Indonesia erada di ranking 41 dalam hal tingkat daya saing dari 46 negara (turun dari ranking 33 pada tahun 1995). Sedangkan untuk ASEAN lainnya umumnya naik, yakni ranking tahun 1996 untuk Filipina (31), Thailand (30), malaysia (23) dan Singapura (2).
(Didin S. Damanhuri, …..)
·         Hal ini sebagai akibat masa PJP-I yang umumnya hampir bersifat total inward looking (IWL) dengan penerapan strategi industrialisasi substitusi import (ISI) secara penuh dengan politik proteksi dan subsidi yang mengiringinya, telah menghasilkan kinerja efisiensi produk industri dan ekonomi yang berbiaya tinggi dengan kualitas rendah diukur oleh harga dan kualitas internasional. Dalam situasi inefisiensi industrialisasi dan kebocoran pembangunan yang tinggi (Sumitro menyebutkan sekitar 30%), pemerintah mengandalkan solusinya dengan langkah deregulasi, swastanisasi dan debirokratisasi secara amat lamban dalam bentuk paket-paket kebijaksanaan yang berlangsung sejak tahun 1983 hingga tahun 1996.
(didin S. Damanhuri, …..)

b.      Kebijakan Pemberdayaan Perusahaan Kecil Menengah
·         Kebijakan makro antara lain melalui kebijakan kredit diharapkan akan mampu memelihara kestabilan ekonomi dan mampu  mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerj baru. Sedangkan melalui kebijakan mikro antara lain dapat meningkatkan dan memperluas akses usaha kecil dan koperasi kepada lembaga keuangan/ perbankan, akses pasar, berupa pengenalan, pembinaan produk-produk baru yang lebih mendekati selera pasar, atau kegiatan-kegiatan lain yang besifat produktif dari usaha yang bersangkutan.
(A. Daniel Uphadi, 1995).
·         Pola kredit bersubsidi yang telah diluncurkan pemerintah sejak tahun 1973 antara lain: Kredit Investasi Kecil/ KIK Dan Kredit Modal Kerja Permanen / KMKP, Kredit Bimas Dan Inmas, Kredit Umum Pedesaan/ KUP.
Bank Indonesia (BI) selain memberikan bantuan keuangan, juga memberikan bantuan teknis kepada perbankan melaluli Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK-BI) antara lain melakukan identifikasi peluang investasi pada semua sektor ekonomi (A. Daniel Uphadi, 1995).
·         Pemerintah telah menjalankan berbagai cara untuk menangani hal itu :
1.      Januari 1990 Presiden menghimbau agar koperasi hendaknya diberi saham oleh perusahaan-perusahaan besar, sampai 25% dari total saham perusahaan.
2.      15 Mei 1996, pemerintah mencanangkan Gerakan Kemitraan Nasional, yang bertujuan menggalang kekuatan semua pihak agar peduli dengan masalah kemitraan usaha
(Lukman Hakim, 1996).
·         Selama ini kemitraan usaha lebih banyak didasarkan atas pertimbangan politik dari pada atas dasar pertimbangan ekonomi. Dasar pertimbangan ekonomi untuk melakukan kemitraan usaha adalah adanya keterkaitan produksi, yaitu keterkaitan produksi ke depan (forward production lingkage) atau keterkaitan produksi ke belakang (backward production linkage).
·         Forward production linkage artinya hasil produksi (output) dari UKM dibeli (dipakai) oleh USB untuk diproses menjadi finish goods. Backward production linkage artinya input (bahan baku) UKM diperoleh atau dibeli dari USB.

0 Response to "ANALISIS KEBIJAKAN YANG RELEVAN TENTANG PEREKONOMIAN "

Post a Comment