Sunday, May 19, 2013
Kesehatan
CONTOH PEMBUATAN PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesenjangan yang ditemukan antara konsep yang ada dengan kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan yang dimulai tanggal 3-5 Oktober 2007. Kesenjangan tersebut dilihat dengan memperlihatkan aspek-aspek tahapan keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan klien Ny. “N” dengan Sectio Caesaria indikasi letak lentang di ruang nifas RSUD Labuang Baji Makassar.
A. Pengkajian
Pada pengkajian secara teori pada pasien Post-Op Sectio Caesaria dapat ditemukan pada saat operasi, adanya demam, bayi malas menetek, adanya konstipasi, klein susah tidur, klien susah bergerak, personal hygiene kurang, nyeri tekan uterus, ekspresi wajah meringis.
Sedangkan pada sat pengkajian kasus klien Ny. “N”, didapatkan keluhan nyeri pada abdomen, serta bayi klien malas menetek.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka didapatkan kesenjangan antara kasus nyata dengan teori, dimana pada saat pengkajian hari kedua post operasi tidak didapatkan perdarahan, demam begitu pula dengan gejala konstipasi karena klien mengaku sudah BAB, serta tidak ditemukan gejala susah tidur.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil bahwa diagnosa yang sering muncul pada Post Operasi Sectio Caesaria adalah sebagai berikut :
B.1. Risiko tinggi terjadi kekurangan cairan b/d perdarahan
B.2. Konstipasi b/d kurangnya mobilisasi
B.3. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
B.4. Risiko infeksi b/d luka post operasi
B.5. Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
B.6. gangguan pola tidur b/d dengan rasa nyeri terus menerus
B.7. Pesonal hygiene kurang b/d keterbatasan gerak
B.8. Kecemasan b/d ketidakberdayaan
Sedangkan masalah yang penulis dapatkan pada penerapan asuhan keperawatan post operasi Sectio Caesaria di ruang nifas RSUD Labuang Baji yaitu :
Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif.
Risiko infeksi b/d luka operasi.
Dari data tersebut di atas nampak ada kesenjangan antara konsep teori dan kasus. Adapun diagnosa yang ada pada teori dan tidak terdapat pada kasus nyata adalah :
Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d perdarahan. Diagnosa ini penulis tidak angkat karena pada saat pengkajian hari kedua post operasi tidak terjadi perdarahan. Turgor kulit klien baik, tidak muntah, serta klien tampak sering minum air mineral.
Konstipasi b/d kurangnya mobilisasi. Diagnosa ini penulis sengaja tidak angkat karena saat pengkajian klien mengaku sudah 2 kali BAB
Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri terus menerus. Diagnosa ini sengaja penulis tidak angkat karena pada saat pengkajian kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
Personal hygiene kurang b/d keterbatasan gerak. Diagnosa ini penulis tidak angkat, karena pada saat pengkajian klien tampak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene-nya.
Kecemasan b/d ketidakberdayaan.l Diagnosa ini penulis sengaja tidak angkat karena ini merupakan pengalaman persalinan kedua klien sehingga klien merasa tidak terlalu cemas.
C. Intervensi keperawatan
Pada pembahasan ini, penulis hanya membahas rencana intervensi pada diagnosa yang ada pada kasus sebagai berikut :
C.1. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
Intervensi yang ada pada teori yaitu :
1.a. Kaji tingkat dan lokasi nyeri
1.b. Observasi tanda-tanda vital
1.c. Anjurkan klien untuk nafas dalam secara teratur bila nyeri muncul
1.d. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
1.e. Kolaborasi pemberian analgetik
Sedangkan intervensi yang ditegakkan pada kasus
a. Kaji tingkat nyeri
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Berikan posisi yang nyaman
e. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik
C.2. Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
Interevensi yang ada pada teori yaitu :
2.a. Lakukan perawatan payudara
2.b. Anjurkan klien untuk sering menyusui bayinya
2.c. Ajarkan pada klien cara menyusui yang benar
2.d. Anjurkan pada klien untuk melakukan perawatan payudara sendiri
2.e. Anjurkan pada klien untuk memakai BH yang dapat menahan payudara dengan baik.
Sedangkan intervensi yang ditegakkan pada kasus :
a. Ajarkan teknik massage pada payudara
b. Ajarkan tehnik perawatan putting susu.
c. Ajarkan tehnik menyusui dan keuntungan menyusui bayi
d. Anjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan
e. Kolaborasi dalam memberikan obat untuk memperlancar produksi ASI
C.3. Risiko terjadinya infeksi b/d adanya luka post-operasi.
3.a. Kaji tanda-tanda radang
3.b. Lakukan semua tindakan dengan tehnik aspetik dan antiseptik
3.c. Anjurkan klien untuk mengganti pembalut bila pembalut basah
3.d. Kolaborasi pemberian antibiotik
Sedangkan intervensi yang ada pada kasus yaitu :
a. Pantau TTV, terutama pada peningkatan suhu
b. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
c. Lakukan mobilisasi pada klien secara bertahap
d. Anjurkan kepada klien untuk menjaga personal hygiene (kebersihan badan)
e. Kolaborasi pemberian antibiotik
D. Impelemnetasi Keperawatan
Pada dasarnya intervensi yang dibuat dipublikasikan ke dalam tahap pelaksnaan implementasi keperawatan yang diberikan pada klien Ny. “N”dengan kasus post operasai Sectio Caesaria yang merupakan pengkajian dari seluruh tindakan keperawatan yang dibuat sebelumnya.
D.1. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
1.a. Mengkaji tingkat nyeri
1.b. Mengobseravasi tanda-tanda vital
1.c. Mengajarkan tehnik relaksasi
1.d. Memberikan posisi yang nyaman
1.e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
D.2. Produksi Asi kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
2.a. Mengajarkan teknik massage payudara
2.b. Mengajarkan tehnik perawatan puting susu
2.c. Mengajarkan tehnik menyusui dan keuntungan menyusui bayi
2.d. Menganjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan
2.e. Kolaborasi dalam pemberian untuk meperlancar produksi ASI
D.3. Risiko terjadinya infeksi b/d adanya luka Post-Operasi
3.a. Memantau TTV
3.b. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
3.c. Melakukan mobilisasi pada kien secara bertahap
3.d. Menganjurkan kepada klien untuk menjaga personal hygiene (kebersihan badan)
3.e. Kolaborasi pemberian antibiotik
Terapi ada beberapa tindakan yang dilakukan pada klien Ny. “N” di luar dari perencanaan yang kebutuhan klien yang mesti dilakukan, tindakan tersebut yaitu :
a. Vulva hygiene
b. Memandikan klien
c. Aff kateter
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesenjangan yang ditemukan antara konsep yang ada dengan kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan yang dimulai tanggal 3-5 Oktober 2007. Kesenjangan tersebut dilihat dengan memperlihatkan aspek-aspek tahapan keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan klien Ny. “N” dengan Sectio Caesaria indikasi letak lentang di ruang nifas RSUD Labuang Baji Makassar.
A. Pengkajian
Pada pengkajian secara teori pada pasien Post-Op Sectio Caesaria dapat ditemukan pada saat operasi, adanya demam, bayi malas menetek, adanya konstipasi, klein susah tidur, klien susah bergerak, personal hygiene kurang, nyeri tekan uterus, ekspresi wajah meringis.
Sedangkan pada sat pengkajian kasus klien Ny. “N”, didapatkan keluhan nyeri pada abdomen, serta bayi klien malas menetek.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka didapatkan kesenjangan antara kasus nyata dengan teori, dimana pada saat pengkajian hari kedua post operasi tidak didapatkan perdarahan, demam begitu pula dengan gejala konstipasi karena klien mengaku sudah BAB, serta tidak ditemukan gejala susah tidur.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil bahwa diagnosa yang sering muncul pada Post Operasi Sectio Caesaria adalah sebagai berikut :
B.1. Risiko tinggi terjadi kekurangan cairan b/d perdarahan
B.2. Konstipasi b/d kurangnya mobilisasi
B.3. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
B.4. Risiko infeksi b/d luka post operasi
B.5. Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
B.6. gangguan pola tidur b/d dengan rasa nyeri terus menerus
B.7. Pesonal hygiene kurang b/d keterbatasan gerak
B.8. Kecemasan b/d ketidakberdayaan
Sedangkan masalah yang penulis dapatkan pada penerapan asuhan keperawatan post operasi Sectio Caesaria di ruang nifas RSUD Labuang Baji yaitu :
Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif.
Risiko infeksi b/d luka operasi.
Dari data tersebut di atas nampak ada kesenjangan antara konsep teori dan kasus. Adapun diagnosa yang ada pada teori dan tidak terdapat pada kasus nyata adalah :
Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d perdarahan. Diagnosa ini penulis tidak angkat karena pada saat pengkajian hari kedua post operasi tidak terjadi perdarahan. Turgor kulit klien baik, tidak muntah, serta klien tampak sering minum air mineral.
Konstipasi b/d kurangnya mobilisasi. Diagnosa ini penulis sengaja tidak angkat karena saat pengkajian klien mengaku sudah 2 kali BAB
Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri terus menerus. Diagnosa ini sengaja penulis tidak angkat karena pada saat pengkajian kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
Personal hygiene kurang b/d keterbatasan gerak. Diagnosa ini penulis tidak angkat, karena pada saat pengkajian klien tampak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene-nya.
Kecemasan b/d ketidakberdayaan.l Diagnosa ini penulis sengaja tidak angkat karena ini merupakan pengalaman persalinan kedua klien sehingga klien merasa tidak terlalu cemas.
C. Intervensi keperawatan
Pada pembahasan ini, penulis hanya membahas rencana intervensi pada diagnosa yang ada pada kasus sebagai berikut :
C.1. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
Intervensi yang ada pada teori yaitu :
1.a. Kaji tingkat dan lokasi nyeri
1.b. Observasi tanda-tanda vital
1.c. Anjurkan klien untuk nafas dalam secara teratur bila nyeri muncul
1.d. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
1.e. Kolaborasi pemberian analgetik
Sedangkan intervensi yang ditegakkan pada kasus
a. Kaji tingkat nyeri
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Berikan posisi yang nyaman
e. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik
C.2. Produksi ASI kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
Interevensi yang ada pada teori yaitu :
2.a. Lakukan perawatan payudara
2.b. Anjurkan klien untuk sering menyusui bayinya
2.c. Ajarkan pada klien cara menyusui yang benar
2.d. Anjurkan pada klien untuk melakukan perawatan payudara sendiri
2.e. Anjurkan pada klien untuk memakai BH yang dapat menahan payudara dengan baik.
Sedangkan intervensi yang ditegakkan pada kasus :
a. Ajarkan teknik massage pada payudara
b. Ajarkan tehnik perawatan putting susu.
c. Ajarkan tehnik menyusui dan keuntungan menyusui bayi
d. Anjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan
e. Kolaborasi dalam memberikan obat untuk memperlancar produksi ASI
C.3. Risiko terjadinya infeksi b/d adanya luka post-operasi.
3.a. Kaji tanda-tanda radang
3.b. Lakukan semua tindakan dengan tehnik aspetik dan antiseptik
3.c. Anjurkan klien untuk mengganti pembalut bila pembalut basah
3.d. Kolaborasi pemberian antibiotik
Sedangkan intervensi yang ada pada kasus yaitu :
a. Pantau TTV, terutama pada peningkatan suhu
b. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
c. Lakukan mobilisasi pada klien secara bertahap
d. Anjurkan kepada klien untuk menjaga personal hygiene (kebersihan badan)
e. Kolaborasi pemberian antibiotik
D. Impelemnetasi Keperawatan
Pada dasarnya intervensi yang dibuat dipublikasikan ke dalam tahap pelaksnaan implementasi keperawatan yang diberikan pada klien Ny. “N”dengan kasus post operasai Sectio Caesaria yang merupakan pengkajian dari seluruh tindakan keperawatan yang dibuat sebelumnya.
D.1. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
1.a. Mengkaji tingkat nyeri
1.b. Mengobseravasi tanda-tanda vital
1.c. Mengajarkan tehnik relaksasi
1.d. Memberikan posisi yang nyaman
1.e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
D.2. Produksi Asi kurang b/d isapan bayi yang kurang efektif
2.a. Mengajarkan teknik massage payudara
2.b. Mengajarkan tehnik perawatan puting susu
2.c. Mengajarkan tehnik menyusui dan keuntungan menyusui bayi
2.d. Menganjurkan untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan
2.e. Kolaborasi dalam pemberian untuk meperlancar produksi ASI
D.3. Risiko terjadinya infeksi b/d adanya luka Post-Operasi
3.a. Memantau TTV
3.b. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
3.c. Melakukan mobilisasi pada kien secara bertahap
3.d. Menganjurkan kepada klien untuk menjaga personal hygiene (kebersihan badan)
3.e. Kolaborasi pemberian antibiotik
Terapi ada beberapa tindakan yang dilakukan pada klien Ny. “N” di luar dari perencanaan yang kebutuhan klien yang mesti dilakukan, tindakan tersebut yaitu :
a. Vulva hygiene
b. Memandikan klien
c. Aff kateter
0 Response to "CONTOH PEMBUATAN PEMBAHASAN MASALAH"
Post a Comment