Contoh Pembuatan Tujuan Penulisan

A. Tujuan Penulisan

A.1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi Sectio Caesaria dengan indikasi letak lintang di Ruang Bagi Gau II RSUD Labuang Baji Makassar,Tanggal 3-5 Oktober 2007

A.2. Tujuan Khusus

2.a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis data dan perumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan Post Sectio Caesaria dengan indikasi letak lintang

2.b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan keperawatan pada klien dengan Post Sectio Caesaria letak lintang

2.c. Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan rencana keperawatan pada klien dengan Post Operasi Sectio Caesaria indikasi letak lintang.

2.d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi Sectio Caesaria indikasi letak lintang

2.e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Post Operasi Sectio Caesaria indikasi letak lintang.

B. Manfaat Penulisan

B.1. Manfaat bagi Institusi

Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.


B.2. Manfaat bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dirumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan post operasi Sectio Caesaria dengan indikasi letak lintang

B.3. Manfaat Bagi Penulis

Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang didapatkan selama pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.

C. Metode Penulisan

C.1. Waktu dan tempat pelaksanaan studi keperawatan

Studi asuhan keperawatan dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 3 - 5 Oktober 2007 di ruang Perawatan Baji Gau RSUD Labuang Baji Makassar.

C.2. Teknik Pengumpulan Data

2.a. Studi Kasus

Penulis memperoleh data dari klien Ny. “N” yang dirawat selama 6 hari sejak tanggal 31 september - 5 Oktober 2007 di Ruang Perawatan Baji Gau. Data diperoleh dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data, observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi kesehatan klien.


2.b. Studi Kepusatakaan

Penulis memperoleh informasi tambahan berkaitan dengan kasus klien Ny. “N” melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan kasus klien.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan yang mendasari pengalaman penulis yang terdiri dari :

A. Konsep Dasar Medik

A.1. Pengertian Nifas

A.2. Pembagian Masa Nifas

A.3. Tahapan Masa Nifas

A.4. Perawatan Post Partum

A.5. Pengertian Sectio Caesaria

A.6. Jenis Sectio Caesaria

A.7. Indikasi Sectio Caesaria

A.8. Komplikasi Sectio Caesaria

A.9. Pengertian Letak Lintang

A.10. Penyebab Letak Lintang

B. Konsep Asuhan Keperawatan Meliputi :

B.1. Pengkajian Keperawatan

B.2. Diagnosa Keperawatan

B.3. Intervensi keperawatan

B.4. Implementasi

B.5. Evaluasi keperawatan

BAB III : TINJAUAN KASUS

Dalam hal ini diuraikan tentang kasus Post Operasi Sectio Caesaria indikasi letak lintang yang diperoleh dari studi di Ruang Perawatan Baji Gau RSUD Labuang Baji Makassar yaitu:

A. Pengkajian

B. Data Fokus

C. Analisa Data

D. Diagnosa Keperawatan

E. Catatan Perkembangan

BAB IV : PEMBAHASAN KASUS

Dalam bab ini menguraikan tentang suatu kasus perbandingan antara konsep/teori dan kenyataan yang diperoleh selama berlangsungnya studi dan kenyataan dalam kasus.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Dasar

A.1. Konsep Dasar Masa Nifas

a. Pengertian Nifas

1.1) Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Rustam Muchtar, 1998).

1.2) Nifas adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Helen Farrer, 2001).

1.3) Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Universitas Padjajaran, 2005).

1.4) Nifas adalah masa dimulainya plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas kira-kira berlangsung selama 6 minggu

(Sarwono Prawihardjo, 1999)

b. Pembagian Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode (Rustam Muchtar, 1998)

c.1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

c.2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

c.3) Remote Puerperium adalah waktu yang diuperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna membutuhkan waktu berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

c. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi dalam 3 tahap :

a.1) Immediate post partum : masa setelah post pertum sampai 24 jam setelah melahirkan

a.2) Early post partum : masa setelah hari pertama post partum sampai dengan minggu pertama post partum.

a.3) Late post partum : masa setelah minggu pertama post partum sampai dengan minggu ke V post partum.

A.d. Tujuan perawatan nifas

d.1) Menjaga kesehatan ibu, bayinya baik fisik maupun psikologik

d.2) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

d.3) Mencegah terjadinya infeksi

d.4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat.

d.5) Untuk mempercepat pemulihan kembali alat-alat kandungan seperti pada keadaan sebelum hamil

d.6) Untuk memperbanyak produksi ASI

A.e. Perubahan-perubahan pada masa nifas

.1) Sistem Reproduksi

a.a) Involusio Uteri

Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah kelahiran bayi. Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusio disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim pecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang sebagai air kencing.

Tinggi kundus uteri menurut masa involusio.

- Bayi lahir : Tinggi fundus uteri setinggi pusat

- Plasenta lahir : 2 jari bawah pusat

- 1 minggu : pertengahan pusat simfisis

- 2 minggu : Tidak teraba di atas simfisis

- 6 minggu : Bertambah kecil

- 8 minggu : Sebesar normal

a.b) Involusio Tempat Plasenta

Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut hal ini disebabkan karena dilepaskan dari dasar dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah pemukaan luka.

a.c) Lochia

Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochia dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

(c.1) Lochia rubra/cruenta

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.

(c.2) Lochia sanguinolenta

Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 pasca persalinan.

(c.3) Lochia serosa

Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi

(c.4) Lochia alba

Cairan putih setelah 2 minggu

(c.5) Lochia Purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk

(c.6) Lochiostatis

Lochia tidak lancar keluarnya

a.d) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

a.e) Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis merenggang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi rertofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.

e.2) Sistem Endokrin

Setelah plasenta dilahirkan penurunan produksi hormone dan organ tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofise anterior yaitu prolaktin yang tadinya dihambat oleh estrogen dan progesteron yang tinggi di dalam darah kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI.

e.3) Sistem Cardiovaskuler

Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali. Tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg. Jika ada perubahan posisi, ini disebut dengan hipotensi orthostatik yang merupakan kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan resistensi di daerah panggul.



e.4) Sistem Urinaria

Selama proses persalinan, kandung kemih mengalami trauma yang dapat mengakibatkan odema dan menurunnya sensitifitas terhadap tekanan cairan, perubahan ini menyebabkan, tekanan yang berlebihan dan kekosongan kandung kemih yang tidak tuntas, hal ini bisa mengakibatkan terjadinya infeksi. Biasanya ibu mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari post partum.

e.5) Sistem Gastrointestinal

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid, dan laserasi jalan lahir.

e.6) Sistem Muskulokeletal

a.a) Ambulasi pada umumnya mulai 1-8 jam setelah ambulasi dini untuk mempercepat involusio rahim.

a.b) Otot abdomen terus-menerus terganggu selama kehamilan yang mengakibatkan berkurangnya tonus otot, yang tampak pada masa post pertum dinding perut terasa lembek, lemah, dan kendor. Selama kehamilan otot abdomen terpisah disebut distensi recti abdominalis, mudah di palpasi melalui dinding abdomen bila ibu telentang.

Latihan yang ringan seperti senam nifas akan membantu penyembuhan alamiah dan kembalinya otot pada kondisi normal.

e.7) Sistem Integumen

Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hiiper pigmentasi kulit.

a.a) Hyperpigmentasi pada aerola mammae dan linea nigra mungkin menghilang sempurna sesudah melahirkan.

0 Response to "Contoh Pembuatan Tujuan Penulisan"

Post a Comment