Friday, June 21, 2013
Kesehatan
Penggunaan Obat Tradisional Untuk Kesehatan
PENDAHULUAN
Penggunaan
dan penelitian pada obat-obatan dan suplemen makanan yang berasal dari tumbuhan
semakin meningkat pada tahun-tahun terakhir ini. Produk kimia alami telah banyak dikembangkan untuk
pengobatan penyakit infeksi. Saat ini sebanyak 25 sampai 50% obat-obatan yang
berasal dari tumbuhan sudah digunakan sebagai bahan antimikrobial. Bahkan
sistem pengobatan di Barat sedang mencontoh keberhasilan ini.1
Obat tradisional adalah
obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan atau tumbuhan alami yang diolah
secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat,
kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magis maupun berasal dari
pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional
memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena
lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Beberapa
perusahaan telah melakukan pengolahan terhadap obat-obatan tradisional yang
kemudian dimodifikasi lebih lanjut.2
Pemerintah, dalam hal ini
Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No.381 tahun
2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Di dalam salah satu subsistem
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) disebutkan bahwa pengembangan dan peningkatan
obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi,
aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara
luas, baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun digunakan dalam
pelayanan kesehatan formal. Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan
bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad
yang lalu. Namun demikian pada umumnya efektivitas dan keamanannya belum
sepenuhnya didukung oleh penelitian yang memadai.3
Tumbuh-tumbuhan mengandung
banyak bahan fitokimia dengan metabolit sekunder dalam varietas yang luas,
seperti tanin, terpenoid, alkaloid, saponin, dan flavonoid, dan secara in vitro telah dijumpai memiliki senyawa
antimikrobial. Dalam hal ini perlu diusahakan pemilihan status tumbuhan, begitu
juga perlu dilakukan penelitian secara in
vivo mengenai efektifitas dan toksisitasnya, struktur fitokimia, dan
kandungan antimikrobialnya. Karena banyak dari campuran yang tersedia sekarang
ini berupa sediaan yang tidak diatur, sedangkan penggunaan di masyarakat sudah
sedemikian pesat. Para klinikus perlu mempertimbangkan akibat dari pengobatan
yang dilakukan sendiri oleh pasien dengan menggunakan sediaan tersebut.1,4
Daun Lawsonia inermis Linnaeus atau dikenal sebagai
daun inai atau henna, oleh masyarakat pedesaan tertentu di Indonesia
sering digunakan sebagai obat penyembuh luka di kulit badan. Penggunaan daun
ini biasanya dengan cara dilumatkan langsung ditempelkan di daerah luka dan
dibalut dengan kain atau kasa. Dugaan sementara jika daun Lawsonia inermis L dapat menyembuhkan luka di
kulit badan, maka daun Lawsonia inermis L juga dapat digunakan untuk penyembuhan luka di dalam rongga
mulut. Disamping itu kemungkinan di dalam daun Lawsonia inermis L terkandung senyawa-senyawa yang
mempuyai sifat antibakteri yang membantu proses penyembuhan.5
Penulisan ini diharapkan dapat memberi
asupan kepada masyarakat dan para tenaga kesehatan khususnya dokter gigi, bahwa
daun Lawsonia inermis L
melalui uji minimal inhibitory concentration telah terbukti efektif
sebagai antibakteri terhadap Actinobacillus
actinomycetemcomitans dan Streptococcus mutans secara in
vitro. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian
lanjutan, agar dapat dihasilkan suatu bahan antibakteri baru yang berasal dari
tanaman obat tradisional, dengan efektivitas memadai, aman, dan terjangkau oleh
masyarakat umum.
0 Response to "Penggunaan Obat Tradisional Untuk Kesehatan "
Post a Comment