Wednesday, February 20, 2013
Keuangan
Anggaran Pengumpulan Piutang
Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan kredit.
Kondisi yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan. Misal, PT ABC mempunyai
penjualan bulan Januari Rp 100, Februari Rp 200, dan Maret Rp 300. Syarat
pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70% pelanggan membayar 20 hari setelah bulan
penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir bulan kesatu sesudah bulan
penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua setelah bulan penjualan.
Berdasarkan informasi tersebut aggaran pengumpulan piutang dapat disajikan pada
tbel 11.3. Rincian perhitungan piutang bulan Februari, Maret, April,adalah
sebagai berikut:
Bulan
Februari:
o
Pengumpulan
piutang bulan Februari 70% X Rp 100 = Rp 70 dikurangi potongan tunai 3% X Rp 70
= Rp 2,10 = Rp 67,90.
o
20%
terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp 100 = Rp 20.
o
Jadi
dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = Rp 87,90
Bulan Maret:
o Piutang atas penjualan bulan Januari 10% X Rp 100 = Rp 10
o Piutang atas penjualan bulan Februari 70% X Rp 200 = Rp 140, dikurangi 3% X Rp 140 = Rp
4,20 = Rp 135,80
o Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp 200 = Rp
40
o Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 10 + Rp
135,80 + Rp 40 = Rp 185,80
Bulan April:
o Piutang atas penjualan bulan Februari 10% X Rp 200 = Rp
20
o Piutang atas penjualan bulan Februari 70% X Rp 300 = Rp
210, dikurangi 3% X Rp 210 = Rp 6,30 = Rp 203,70
o Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% X Rp 300 = Rp
60
o Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 20 + Rp
203,70 + Rp 60 = Rp 283,70
2.
Kebijakan Kredit (Credit
Policy)
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak faktor
antara lain kualitas produk, harga yang kompetitif, distribusi yang cepat,
promosi, pelayanan purna jual, kebijakan kredit, dan lain-lain. Berikut ini
disajikan contoh kasus:
Kasus PT Lesmana: kebijkan lama: potongan tunai 3% untuk
pembayaran sampai dengan 7 hari (3/7).Rata-rata Pengumpulan piutang 30 hari,
pembeli yang memanfaatkan potongan tunai 15%, piutang tak tertagih (bad debt)
2% dari penjualan kredit (credit sales).
Penjualan selama satu tahun 1.500 @ Rp 5, VC Rp 2,3, biaya modal diperhitungkan
22% per tahun.
Kebijakan baru: perjanjian kredit penjualan (term of sales) adalah 4/15, potongan
tunai 4% bagi yang melakukan pembayaran sampai dengan 15 hari. Rata-rata
pengumpulan piutang 40 hari. Yang memanfaatkan potongan tunai bertambah menjadi
25% dan penjualan meningkat 20%, tambahan tenaga penjual 3 orang dengan gaji
per bulan Rp1,7 per bulan per orang, piutang tak tertagih (bad debt) 3%. Apakah
perusahaan mempertahankan kebijakan lama atau baru? Solusi kasus PT Lesmana
tersebut dapat disajikan dalam tabel 11.4.
Keterangan
tabel 11.4:
o
*Marjin
kontribusi = [1 – (2,3 / 5)] = 54%
o
Perhitungan Laba
(rugi) atas kebijakan baru:
o
Tambahan marjin
kontribusi = (Rp 4.860 – Rp 4.050) =
Rp 810,00
o
Tambahan biaya
modal = (Rp 75,9 – Rp 53,7625) =
(Rp 22,14)
o
Tambahan
piutang tak tertagih = (Rp 202,5 – Rp 127,5) =
(Rp 75,00)
o
Tambahan potongan
tunai = (Rp 90 – Rp 33,75) = (Rp 56,25)
o
Gaji
tenaga penjual =
(Rp 61,20)
o
Tambahan
Laba =
Rp 595,41
Kesimpulan: Kebijakan baru adalah layak dijalankan karena ada
tambahan laba sebesar Rp 595,41.
Tabel 10.3
Solusi Kasus PT Lesmana
Keterangan
|
Kebijakan Lama
|
Kebijakan Baru
|
Penjualan
Piutang
Tunai
Perputaran (Turnover)
Rata-rata Piutang
Investasi pada
piutang
Biaya Modal
Piutang Tak Tertagih
(bad debt)
Potongan Tunai
(cash
discount)
Marjin
Kontribusi*
Gaji tenaga
penjual
|
Rp 7.500
85% X 7.500
=
Rp 6.375
Rp
1.125
360/30
= 12X
Rp
6.375/12 =
Rp
531,25
46%
X Rp 531,25 =
Rp
244,375
22%
X Rp 244,375 =
Rp
53,7625
2%
X Rp 6.375 =
Rp
127,5
3%
X Rp 1.125 =
Rp
33,75
54%
X Rp 7.500 =
Rp
4.050
|
(1+20%)(7.500)
= Rp 9.000
75% X 9.000
= Rp 6.750
Rp 2.250
360/40 = 9X
Rp 6.750/9 =
Rp 750
46% X Rp 750
= Rp 345
22% X Rp 345
= Rp 75,9
3% X Rp
6.750 = Rp 202,5
4% X Rp
2.250 = Rp 90
54% X Rp
9.000 =Rp 4.860
3 X 12 X Rp
1,7 = Rp 61,2
|
0 Response to " Anggaran Pengumpulan Piutang "
Post a Comment