Saturday, March 9, 2013
Kesehatan
APA ITU ENDOMETRIOSIS
dr. Nusratuddin, dr. John Rambulangi, SpOG
BATASAN
Endometriosis didefenisikan sebagai ditemukannya jaringan
endometrium diluar cavum uteri yang memberikan respons secara parsial terhadap
perubahan estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium (1).
ETIOPATOGENESIS
Etiologi maupun patogenesis endometriosis belum diketahui
dengan jelas. Beberapa teori tentang etiopatogenesis yang dikemukakan antara
lain (2,3,4):
·
Teori menstruasi retrograde
·
Teori implantasi
·
Teori sisa embrional
·
Teori metaplasia selomik
·
Teori penyebaran hematogen
·
Teori hormonal
·
Teori imuonologik
LOKALISASI
Berdasarkan lokasi tempat maka endometriosis dibagi atas (1,2,3):
·
Endometriosis interna (adenomiosis)
·
Endometriosis Tuba
·
Endometriosis ovarium
·
Endometriosis Vagina
·
Endometriosis retro servikalis
(kavum Douglasi)
·
Endometriosis Ekstra vaginalis
(usus, vesika urinaria, paru-paru, umbilikalis)
GAMBARAN
KLINIK
Gejala maupun tanda yang disebabkan oleh endometriosis sangat
bervariasi tergantung lokasi endometriosis (1,2,3). Juga beratnya
gejala kadang tidak sesuai dengan beratnya atau tingkatan endometriosis yang
diderita oleh pasien , bahkan beberapa
wanita tanpa diseratai gejala (5).
Keluhan
yang sering ditemukan adalah dismenore dan infertilitas:
Dismenore
Dismenore atau nyeri haid dijumpai pada sekitar 85% wanita
yang menderita endometriosis. Jenis nyeri tergantung lokalisasi endometriosis
sebagai berikut (6,7):
·
Endometriosis di peritoneum: rasa
nyeri baisanya dirasakan di perut bagian bawah dapat terjadi sebelum atau saat
haid.
·
Endometriosis di vagina atau kavum
Douglas: rasa nyeri saat coitus atau saat pemeriksaan ginekologi
·
Endometriosis pada rongga pelvik:
nyeri terasa diseluruh perut kadang terasa seperti melilit.
·
Endometriosis di ovarium: Jarang
menimbulkan rasa nyeri dan biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
infertilitas dengan USG. Ruptur kista endometriosis pada ovarium bisa
menyebabkan suatu abdomen akut.
·
Endometriosis di usus: nyeri saat
defekasi dan kadang-kadang ditemukan feses campur darah, juga bisa menyebabkan
obstruksi parsial pada usus besar.
·
Endometriosis di veksia urinaria:
nyeri supra pubik saat berkemih yang bercampur darah.
·
Endometriosis di paru: nyeri
didada, sesak dan batuk darah.
·
Endometriosis di otak: nyeri
kepala yang hebat
·
Endometriosis di umbilikus: nyeri
daerah umbilikus terutama saat haid.
Infertilitas
Insidens endometriosis pada wanita pasangan infertil cukup
tinggi berkisar 20-50%, dan sekitar 70-80% wanita dengan infertilitas yang tak
diketahui sebabnya menderita endometriosis (1). Hubungan antara
endometriosis ringan sampai sedang belum begitu jelas. Namun endometriosis
berat disertai perlengketan dan distorsi anatomik pada organ genital akan jelas
menyebabkan infertilitas (8).
KLASIFIKASI
Klasifikasi penting artinya untuk menetapkan cara pengobatan
yang tepat atau untuk evaluasi hasil pengobatan. Beberapa jenis klasifikasi
endometriosis yang telah diusulkan namun yang banyak digunakan adalah yang
diusulkan oleh American Fertulity Society (AFS) (Tabel 1) (9,12).
DIAGNOSIS
Diagnosis endometriosis dapat ditegakkan berdasarkan (1,6):
1.
Anamnesis
Persangkaan endometriosis
dipikirkan jika didapatkan adanya keluhan nyeri haid yang disertai atau
tidak dengan infertilitas.
2.
Pemeriksaan dalam vagina atau
rektal
Didapatkan adanya nodul-nodul pada daerah kavum Douglasi dan
daerah ligamentum sakrouterina yang nyeri. Bisa teraba adanya kista
endometriosis pada adneksa.
3.
USG
Pada pemeriksaan USG bisa didapatkan adanya massa kistik pada
adneksa atau untuk melihat bercak endometriosis dalam miometrium (adenomiosis).
4.
Laparoskopi
Pemeriksaan laparoskopi merupakan pemeriksaan yang utama untuk menentukan
diagnosis pasti endometriosis pada rongga pelvik. Dengan laparoskopi akan
nampak semua lesi-lesi endometritik termasuk lesi yang minimal.
PENANGANAN
Tujuan utama pengobatan endometriosis adalah untuk
mencegah/mengurangi nyeri, mencegah progressifitas penyakit, dan pemulihan
kesuburan (6,7,10,11,12,13,15).
1.
Pengobatan Medis
Pengobatan
medis terdiri dari obat-obat hormonal dan analgetik. Pemberian obat hormonal
biasanya pada endometriosis ringan.
Jenis sediaan hormonal yang tersedia adalah:
·
Pil KB (pil kombinasi) selama 6-12
bulan.
·
Tablet MPA 50-100mg/hari selama
6-12 bulan.
·
Danazol 200mg-800mg/hari selama 6-9
bulan.
·
GnRh analog (Lupron Depot)
3,75mg/bulan selama 6 bulan.
Pada
endometriosis ringan dengan keluhan nyeri dan belum ingin anak, maka bisa
diberikan obat analgetik seperti anti inflamasi non steroid atau anti
prostaglandin.
2.
Pengobatan Bedah
Pada
endometriosis derajat berat dan luas maka pembedahan merupakan pilihan utama.
Bebeapa
jenis pembedahan dibawah ini:
·
Laparoskopi: · Reseksi
·
Ablasi
·
Koagulasi
·
Laparotomi untuk mengangkat kista
endometriosis.
Pengobatan
bedah dengan mempertahankan fungsi reproduksi
disebut bedah konservatif. Jika bedah konservatif ataupun pengobatan
hormonal gagal sedangkan fungsi
reproduksi tak diinginkan lagi maka dilakukan bedah definitif seperti
histerektomi total dan salpingoooforektomi bilateral.
- Kombinasi Pengobatan Medis dan Bedah
Terapi kombinasi dilakukan untuk mencegah residif,
yaitu dengan meminimalkan lesi dengan laparoskopi operatif kemudian dilanjutkan
dengan pengobatan hormonal untuk lesi yang tidak terjangkau dengan laparoskopi.
Pada endometriosis rekuren, penatalaksanaanya
tergantung ada tidaknya faktor infertilitas (15)(bagan):
ENDOMETRIOSIS
REKUREN
![]() |
|||
![]() |
INFERTIL NYERI


ANALGETIK
![]() |
|||
![]() |
|||



BEDAH TERAPI TERAPI OPERASI
KONSERVATIF HORMONAL HORMONAL DEFINITIF
![]() |
![]() |
TEHNOLOGI REKAYASA
REPRODUKSI
PROGNOSIS
Harus ditekankan bahwa pengobatan endometriosis hanya
bersifat mengurangi keluhan dan tidak menghilangkan penyakit(13).
Angka rekurensi endometriosis dilaporkan cukup tinggi yaitu mencapai 29-51%
setelah pengobatan hormonal dan 7-47%
setelah bedah konservatif (15). Pada
endometriosis dengan infertilitas tanpa perlengketan dan kelainan
anatomik, maka tingkat kehamilan spontan sangat baik. Demikian juga endometriosis sedang maupun berat paska
pengobatan hormonal/ bedah, tingkat
kehamilan cukup tinggi (12).
KEPUSTAKAAN
:
1.
Halme J. Endometriosis and
infertility. In: Infertility a practical guide for the physician. 3 rd edition.
Cambridge: Blackwell scientific publications; 1992: 136-150
2.
Markham SM. Extrapelvic
endometriosis. In: Thomas EJ, Rock JA, eds. Modern approach to endometriosis.
Dordrecht: Kluwer academic publisher; 1991: 151-165
3.
Goldstein DP. In: Weiss G, ed.
Endometriosis: Nature and recognation. Proceeding of the endometriosis
symposium, 1985: 5-28
4.
Donnez J,Nisolle M,Casanas-Roux F.
In: Shaw RW, ed. Endometriosis: Pathogenesis and pathophysiology .Carnforth:
The parthenon publishing group; 1990: 11-29
5.
WardlePG, Hull MGR. Is
endometriosis a disease?. Baillere’s
Clin Obstet Gynecol, 1993: 4:673-698
6.
Baziad A, Kadarusman Y,Affandi B.
Panduan penanganan endometriosis (Draft). Pokja endokrinologi reproduksi PB
POGI. Jakarta, 1997
7.
Way LW. Gynecology. Current
surgical diagnosis and treatment. 10 th edition. London: A lange medical boo;
1994: 985-988
8.
Bayer SR, Seibel MM. In: Seibel MM,
ed. Infertility: A comprehensive text.
London; Appleton and Lange, 1990: 111-128
9.
Canis M, Wattiez A, Pouly JL.
Classification of endometriosis. Baillere’s Clin Obstet Gynecol, 1993;4:759-774
10. Wingfield
M and Healy DL. Endometriosis: Medical therapy. Baillere’s Clin Obstet Gynecol,
1993;4:813-838
11. Magos
A. Endometriosis: Radical surgery. Baillere’s Clin Obstet Gynecol,
1993;4:849-63
12. Baziad
A, Jacob TZ,Basalamah. Dalam: Baziad A, Jacob TZ,Surjana EJ, eds. Endokrinologi reproduksi. Jakarta: KSERI; 1991: 118-137
13. Speroff
L, Glass H, Kase NG. Endometriosis. In: Clinical gynecologic endocrinology and
infertility. 5 th edition. Baltimore: Williams & Wilkins; 1994: 853-872
14. Muse
K, Wilson EA. Endometriosis. In: Pernoll ML, Benson RC, eds. Current obstetric
& gynecologic diagnosis & treatment. Norwalk : Appleton & Lange;
1987: 742-750
15. Darmasetiawan
MS. Pengaruh endometriosis pada fertilitas wanita dan rasionalisasi penanganannya.
Pelatihan standarisasi penatalaksanaan infertilitas wanita dan pria. Fakultas
kedokteran universitas airlangga. Surabaya, 1997
0 Response to "APA ITU ENDOMETRIOSIS"
Post a Comment