APA ITU TERAPI PENGGANTI HORMON


TERAPI PENGGANTI HORMON
dr. Rudianto HP, dr. Retno B. Farid, SpOG

BATASAN :
Terapi penggantian hormon (THP) adalah pemberian hormon estrogen atau kombinasi estrogen dengan progestogen/androgen untuk pengobatan atau pencegahan keluhan-keluhan yang ditimbulkan akibat kekurangan hormon pengganti. (1) 

INDIKASI :
Keadaan yang merupakan indikasi pemberian hormon (THP)  seperti :
·         Wanita dengan keluhan yang berhubungan dengan kekurangan estrogen seperti (2,3,4)
·         Gangguan vasomotor  : gejolak panas, keringat banyak, jantung berdebar-debar dab rasa berat atau sakit pada kepala (1,3,5,6,7)
·         Psikologik : perasaan takut kehilangan daya tarik feminim dan takut menjadi tua, gelisah mudah tersinggung, lekas marah, tidak konsentrasi, pelupa, kehilangan kepercayaan dan kemampuan membuat keputusan, depresi, gangguan libido, gangguan tidur. (1,3,7,8,9)
·         Keluhan urogenital : nyeri sanggama, vagina kering, keputihan,  infeksi, perdarahan pasca sanggama, gatal pada vagina atau vulva, iritasi, prolapsus uteri atau  vagina inkontinensia urine, infeksi saluran kemih berulang, nyeri berkemih. (1,3,5,6,10,11)
·         Wanita tanpa keluhan dengan risiko tinggi seperti menopause sebelum 45 tahun, risiko osteoporosis, hiperkolesterolemia
·         Wanita yang menginginkan TPH dan tidak ada indikasikontra.(3) 


Indikasikontra estrogen : (2,3,4)
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kerusakan hati yang berat/penyakit hati akut, trombosis vena profunda akut, tromboemboli akut, sedang menderita kanker payudara, sedangan penderita kanker endometrium, hiperlipidemia karena kelainan herediter, porfiria.
Indikasi kontra progestogen : meningioma.

KONSULTASI :
·         Spesialis Penyakit Dalam subdivisi kardiovaskuler
·         Spesialis Syaraf
·         Spesialis Jiwa
·         Spesialis Bedah Tulang

PENATALAKSANAAN :
Pemeriksaan dasar sebelum pemberian TPH.(1,3)
·         Anamnesis
·         Pemeriksaan : tekanan darah, berat badan, pemeriksaan ginekologik, payudara
·         Pap Smear  
·         USG ginetalia intern
Laboratorium :
1.     Fungsi hati            : SGOT, SGPT
2.     Fungsi ginjal          : ureum, kreatinin
3.     Gula darah                        : puasa, pos prandial
4.     Lipid                     : HDL, LDL, kolesterol total
5.     Hormonal              : FSH
·         Mamografi
·         Densitometri.

CARA PEMBERIAN DAN JENIS SEDIAAN
Jenis estrogen yang dianjurkan  adalah estrogen alamiah dengan cara pemberian melalui : oral, trandermal, vaginal atau implan subkutan.(1,3,5,9,11,12) dan yang lebih diutamakan pemberian secara oral. (2)
Jenis progestogen yang dianjrukan adalah progestogen alamiah dengan cara pemberian melalui : oral, intramuskuler.(1,9)
Beberapa jadwal pemberian TPH
·         Kombinasi sekuensial (25 hari) : estrogen diberikan selama 25 hari dengan progestogen diberikan selama 12 hari terakhir (hari ke 14-25) dan 5 hari bebas tidak minum obat diindikasikan untuk wanita dengan uterus
·         Kombinasi sekuensial (30 hari) : estrogen diberikan selama 30 hari dengan progestogen diberikan selama 12 hari pertama (hari 1012) diindikasikan untuk wanita tanpa uterus, diberikan 12 hari terakhir pada wanita dengan uterus.
·         Kombinasi kontinyu : estrogen dan progestogen diberikan setiap hari dan kontinyu diindikasikan pada wanita pascamenopause dengan atau tanpa uterus.(1,2,3,5,9,11)
·         Cyclephasic : estrogen diberikan kontinyu selama 30 hari dengan progestogen diberikan 3 hari dalam seminggu (Jumat, Sabtu, Minggu) atau setiap 3 hari.
Progetogen harus selalu diberikan minimal 10 hari dalam sebulan.(2)
Perlunya diberikan progetogen  dalam TPH untuk wanita yang tanpa uterus oleh karena progetogen berperan dalam mempertahankan densitas tulang, mengurangi terjadinya adenokarsinoma pada wanita dengan riwayat endometriosis, mengurangi efek estrogen yang meningkatkan kadar trigliserida.(11)

Efek samping.(13)
Estrogen : nyeri payudara, perdarahan banyak, sakit kepala, leukorea, pruritus berat.
Progetogen : restensi cairan, perdarahan tidak teratur, penambahan berat badan
Kontrol selama penggunaan TPH.(1)
·         Bulan 1            : keluhan pengobatan :
·         Bulan 3            : tekanan darah, perdarahan, efek samping
·         Bulan 6            : ginekologi, Pap smear, tekanan darah, fungsi hati dan ginjal, hormonal
·         Bulan 12          : pemeriksaan seperti sebelumnya, mamografi
·         Setiap 1-2 th    : pemeriksaan seperti sebelumnya
Lama pengobatan :
Untuk pencegahan TPH diberikan 10-20 tahun, kalau perlu selama sisa hidupnya. Pengobatan yang dihentikan tiba-tiba, kerusakan pada masing-masing target organ akan terjadi kembali.(13)


KEPUSTAKAAN :
1.     Baziad A, Hestiantoro A, Soebijanto S. Menopause dan terapi hormon pengganti Pokja Endokrinologi Reproduksi PB POGI, Jakarta, 1997 ; 2-9
2.     Palacios S. Managing the perimenopause. Dibawakan pada KONAS X POGI di Padang, 1996 ; 1-38
3.     Davey DA.  The menopause and Climacterium. In : Whitfield CR, ed. Dewhurt’s Textbook of Obstetrics and Gynaecology for Graduates. Fifth edition. London : Blackwell Sciense, 1995 ; 609-41
4.     Baziad A, Hestiantoro A, Sujana E, Alkaff Z. Terapi hormon pengganti (THP) dengan  steroid (estrogen-progeteron). Dalam : Baziad A, Hestiantoro A, Affandi B, Soebijanto S, eds. Panduan Menopause dan Terapi Hormon Pengganti (THP). Pokja Endokrinologi Reproduksi PB POGI, Jakarta, 1997 ; 619-40
5.     Dawwod MY. Menopause In : Copeland LJ, Jarrel JF, Mc Gregor JA, eds. Textbook of Gynecology. Tokyo : W.B. Saunders Company, 1993 ; 619-40
6.     London SN, Hammond CB. The Climacteric. In : Scott JR, Disaia PJ, Hammond CB, Spellacy WN, eds. Danforth’s Obstetric and Gynaecology. Sixth edition. Philadelphia : J.B. Lippincot Company, 1990 ; 853-74
7.     Sastrawinata S. Gangguan pada masa bayi, kanak-kanak, pubertas, klimakterium dan senium. Dalam Wiknyosastro H, Saifuddin BA, Rachimhadi T, eds. Ilmu kandungan. Edisi ke 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1994 ; 237-45
8.     Baziad A, Rahman IA. Klimakterium dan menopause. Dalam : Baziad A, Jacoeb TZ, Sujana EJ, Alkaff Z, eds. Endokrinologi Ginekologi. KSERI. Jakarta, 1993 ; 147-54
9.     Hurd WW. Menopause. In : Berek JS, Adashi EY,, Hillard PA, eds.. Novak’s Gynecology. Twelfth edition Hongkong : Williams and Wilkin , 1996 ; 981-1011
10. Baziad A, Santoso BI, Jasoparwiro MJ. Terapi Hormon Pengganti (THP) dan sindroma urogenital. Dibawakan pada PIT X POGI. Ujung Pandang, 1997 ; 1-7
11. Speroff L, Glass RH, Kase NG. Menopause and postmenopausal hormone therapy. In : Clinical  Gynecologic Endocrinology and Infertility. Fifth edition. Baltimore : Williams & Wilkin, 1994 ; 583-649
12. Baziad A, Hestiantoro A, Alkaff Z. Adakah indikasi terapi hormon pengganti (THP) pada wanita menopause ?. Dalam : Baziad A, Hestiantoro A, Affandi B, Soebijanto S, eds. Panduan Menopause dan Terapi hormon pengganti (THP). Pokja Endokrinologi Reproduksi PB POGI, Jakarta, 1997 ; 1-10
13. Baziad A. Penanggulangan masalah akibat menopause dan hormon replacement therapy (HRT). Dibawakan pada Kuliah Umum KONAS IV PERKENI. Ujung Pandang, 1997 ; 1-6
14. Anonim. MIMS, Indonesia, IIMS, Vol. 2. 1997
15. Brosur obat

0 Response to "APA ITU TERAPI PENGGANTI HORMON"

Post a Comment