CARA MENANGANI PENYAKIT RADANG PANGGUL

PENYAKIT RADANG PANGGUL dr. Nursiah, dr. Ny. Maggie Wewengkang, SpOG

BATASAN :
Penyakit radang panggul adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran genitalia bagian atas yaitu endometrium, tuba, ovarium dan parametrium.(1,2,3) 

ETIOLOGI : (1,2,3) 
Kuman terbanyak sebagai penyebab adalah :
·         N. gonorrhoea
·         C. trachomatis
Kuman lain : E.coli, Enterobacter, S. faecalis, Bacteriodes fragilis, Peptostreptococcus.

KLASIFIKASI :
Secara klinis penyakit radang panggul dibagi dua yaitu : (2)
1.     Penyakit radang panggul akut
2.     Penyakit radang pangguk kronis
Berdasarkan rekomendasi “Infection Disease Society for Obstetrics and Gynecology” USA, penyakit radang panggul dibagi menjadi : (4) 
Derajat I        : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas pada tuba dan ovarium) dengan atau tanpa pelvio peritonitis
Derajat II       : Radang panggul panggul dengan penyulit (didapatkan massa radang atau abses pada kedua tuba dan ovarium) dengan atau tanpa pelvio peritonitis.
Derajat III     : Radang panggul dengan penyebaran diluar organ-organ pelvik, misalnya bases tubo ovarial.

DIAGNOSIS :
1.     Anamnesis : (1,2,3)
Nyeri perut bagian bawah dan daerah pelvik, bisa bilateral atau unilateral.
Flour albus yang purulen, dapat disertai perdarahan ringan diluar waktu haid.
Gangguan urogenital berupa dispareunia, diuria dan poliuria.
Riwayat sering berganti-ganti pasangan.
Pemakai ADR.
2.     Pemeriksaan fisis. (1,2,3) 
Febris, sakit kepala, malaise.
Nyeri tekan perut bagian bawah.
Nyeri tekan dan goyang pada serviks.
Daerah adneksa teraba kaku dan nyeri.
Mungkin pula teraba massa dan fluktuasi pada kavum Douglasi.
3.     Pemeriksaan laboratorium. (1,3) 
Kadang ditemukan adanya leukositosis dengan kecenderungan bergeser ke kiri.
Pemeriksaan apus serviks ditemukan : kuman diplokokkus intraselluler, atau lekosit PMN
4.     Pemeriksaan penunjang :
·         USGKuldosintesis
·         Laparoskopi
·         Laparotomi
·         Kultur dan tes sensitifitas
·         Pemeriksaan sitologi, serologi (kenaikan titer antibodi) atau isolasi kultur jaringan untuk C. trachomatis

DIAGNOSIS DIFERENSIAL : (2,4)
1.     Abortus septik
2.     Apendisitis akut
3.     Kista ovarium yang terinfeksi, torsi dan ruptur kista
4.     Kehamilan ektopik terganggu
5.     Endometriosis

PENATALAKSANAAN : (1,2,3,4)
Tergantung berat ringannya penyakit, penderita dapat berobat jalan atau rawat inap. Antibiotik yang digunakan harus berspektrum luas dan pengobatan paling sedikit 7-10 hari. Pengobatan juga dilaksanakan pada pasangan penderita.
1.      Rawat jalan :
Dilakukan pada penyakit radang panggul derajat I :
a.       Keadaan umum baik
b.      Suhu < 39o C
c.       Nyeri abdomen minimal
d.      Leukosit sedikit meningkat
e.       Tidak muntah, bising usus (+)
f.       Tidak terdapat tanda-tanda peritonitis
Obat-obat yang dapat diberikan :
a.      Antibitoik :
i.       Ampisilin 3,5 gr sekaligus peroral sehari selama satu hari dan Probenesid 1 gr sekaligus peroral sehari selama satu hari, dilanjtukan ampisilin 4x500mg/hari selama 7-10 hari, atau
ii.     Amoksisilin 3gr sekaligus peroral sehari selama 1 hari dan Probeneseid 1 gr sekaligus peroral sehari selama 1 hari, dilanjutkan Amoksisilin 3x500mg/hari selama 7-10 hari atau
iii.   Tiamfenikol 3,5 gr sekaligus peroral sehari peroral sehari selama 1 hari, dilanjutkan 4x500mg/hari peroral selama 7-10 hari, atau
iv.   Tetrasiklin 4x500mg/hari peroral selama 7-10 hari, atau
v.     Dekosisiklin 2x100mg/hari peroral selama 7-10 hari, atau
vi.   Eritromisin 4x500mg/hari peroral selama 7-10 hari, atau
vii. Kanamisin 2gr i.m sekaligus selam 1 hari dilanjtukan dengan Tetrasiklin 4x500mg/hari peroral atau Doksisilin 2x100mg/hari  selama 10 hari ditambah Metrodinazol 3x500mg/hari selama 10 hari.
b.     Analgetik/antipiretik
Parasetamol atau Metampiron 3x500mg/hari

2.   Rawat inap
Dilakukan pada penyakit radang panggul derajat  II dan III dengan keadaan :
a.      Keadaan umum jelek/sakit berat
b.     Suhu 39o C
c.      Nyeri abdomen hebat
d.     Adanya peritonitis atau tanda-tanda ileus
Penatalaksanaan :
1.     Tirah baring total dalam posisi fowler
2.     Bila perut gembung/adanya tanda-tanda ileus, pasang nasogastrik tube, pasang infus dan batasi makanan peroral.
3.     Dilakukan kolpotomi dan drainase pada kavum Douglasi bila terisi pus dan fluktuasi (+).
4.     Bila terjadi abses tubo-ovarial terapi konservatif dulu dengan antibiotik spektrum luas dosis tinggi selama 3 hari atau sampai keadaan baik kemudian dilakukan laparotomi.
5.     Antibiotik yang dapat diberikan :
i.       Ampisilin 1 gr/6jam/iv ditambah Gentamisin 1,5-2,5 mg/kgBB/8 jam/iv dan Metrodinazol 1gr/12jam supositoria selama 5-7 hari atau
ii.     Kloramfenikol 500mg/6jamiv ditambag Gentamisin 1,5mg/kgBB/8jam/iv sampai 48 jam setelah gejala klinis menghilang kemudian dilanjutkan dengan Doksisiklin 2x100mg/hari atau tetrasiklin 4x500mg/hari selama 10-14 hari, atau
iii.   Klindamisin 900mg/8jam/iv ditambah Gentamisin dimulai dosis awal 2 mg/kgBB/iv diikuti dengan dosis pemeliharaan 1,5mg/kgBB/8jam/iv, dilanjutkan sampai 48 jam setelah  gejala klinis menghilang. Setelah pulang dilanjutkan Doksisiklin 2x100mg/hari atau Klindamisin 2x450mg/hari selama 10-14 hari, atau
iv.   Sefoksitin 2gr/6jam/iv atau sefotaksim 2gr/12jam/iv, ditambah Doksisilin 100mg/jam/iv dilanjutkan sampai 48jam setelah gejala klinis menghilang. Setelah pulang dilanjutkan dengan Doksisiklin 2x100mg/hari selama 10-14hari.
v.     Pemberian antibiotik sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas.
6.     Pemberian analgetik/antipiretik :
Parasetamol atau Metampiron 3x100mg/hari. Atau bila mual dan muntah diberikan Metampiron 1ml/im/hari.
7.     Tindakan pembedahan.(1)
Dilakukan pada penyakit radang panggul yang berat yang disertai abses pelvik, peritonitis, untuk menghilangkan sumber infeksi atau irigasi rongga perut.

KOMPLIKASI (1,2) 
1.     Syok septik
2.     Infeksi yang berulang (rekuren) dan kronis
3.     Infertilitas
4.     Hidrosalping
5.     Kehamilan tuba (KET)

INFORMED CONSENT : perlu

LAMA PERAWATAN :
Setelah 3 hari bebas panas dan keadaan umum baik, penderita dapat berobat jalan.(2) 


KEPUSTAKAAN :
1.     Baziad A, Rachman IA, Affandi B, Djajadilaga. Penyakit radang panggul epidemiologi etiologi, pengobatan, komplikasi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta; 1991
2.     Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Penyakit radang panggul. Dalam : Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi. Bagian I. Jakarta : 1991; 53-6
3.     Berek JS, Adhasi EY, Hillard PA. Genitourinary infection and sexually transmitted diseases. In : Novak’s gynecology. 12th ed. California : Williams and Wilkins. 1996; 435-38
4.     Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU. Daerah Dr. Soetomo. Radang panggul. Dalam : Pedoman diagnosis dan terapi rumah sakit umum daerah dr. Soetomo. Surabaya : 1994; 9-13

0 Response to "CARA MENANGANI PENYAKIT RADANG PANGGUL"

Post a Comment