Friday, March 1, 2013
Artikel
MEMILIH MASALAH DAN MENYUSUN HIPOTESIS
- 5.1. Pengertian
Memilih
masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan penelitian,
karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk
menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Memilih masalah juga
merupakan hal yang tdiak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun
demikian dengan latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat
dilakukan.
Bagaimana
peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok di bawah ini
akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:
Masalah
sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih
- Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
- Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.
- Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.
- Hubungan Antar Variabel
Masalah
sebaiknya mencerminkan hubungan dua variable atau lebih, karena pada praktiknya
peneliti akan mengkaji pengaruh satu variable tertentu terhadap variable
lainnya. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui ada dan tidaknya pengaruh
“gaya kepemimpinan” (variable satu) terhadap “kinerja pegawai” (variable dua).
Jika seorang peneliti hanya menggunakan satu variable dalam merumuskan
masalahnya, maka yang bersangkutan hanya melakukan studi deskriptif, misalnya
“Gaya kepemimpinan di perusahaan X”. Peneliti dalam hal ini hanya akan
melakukan studi terhadap gaya kepemimpinan yang ada tanpa mempertimbangkan
factor-faktor lain baik yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan tersebut. Contoh: Hubungan antara motivasi karyawan dan prestasi
kerja Motivasi: variable satu; prestasi kerja: varaibel dua
- 5.3 Masalah Dirumuskan Secara Jelas, Tidak Bermakna Ganda dan Dalam
Bentuk
Kalimat TanyaMasalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak bermakna ganda
atau memungkinkan adanya tafsiran lebih dari satu dan dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya.
Contoh:
- Apakah ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan?
- Apakah warna sepeda motor Suzuki mempengaruhi minat beli konsumen?
- Apakah desain produk hand phone mempengaruhi keputusan membeli konsumen?
- Apakah ada hubungan antara minat baca dengan tingginya indeks prestasi?
Contoh-contoh
di atas mencerminkan rumusan masalah yang jelas dan tidak bermakna ganda. Pada
contoh “a” peneliti ingin mengkaji hubungan variable promosi dengan variable
volume penjualan. Pada contoh “b” peneliti ingin melakukan studi tentang
hubungan variable “warna sepeda motor Suzuki” dengan variable “minat beli”.
Pada contoh “c” peneliti akan mengkaji hubungan antar variable “desain produk
handphone” dengan variable “keputusan membeli”. Pada contoh “d” peneliti akan
mengkaji hubungan antar variable “minat baca” dengan “indeks prestasi”.
- 5.4. Dapat Diuji Secara Empiris
Masalah
harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang dibuat
memungkinkan peneliti mencari data di lapangan sebagai sarana pembuktiannya.
Tujuan utama pengumpulan data ialah untuk membuktikan bahwa masalah yang sedang
dikaji dapat dijawab jika peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan data.
Dengan kata lain masalah memerlukan jawaban, jawaban didapatkan setelah
peneliti mengumpulkan data di lapangan dan jawaban masalah merupakan hasil
penelitian.
- 5.5. Hindarilah Penilaian Moral dan Etis
Sebaiknya
peneliti menghindari masalah-masalah yang berkaitan dengan idealisme
atau
nilai-nilai, karena masalah tersebut lebih sulit diukur dibandingkan dengan
masalah yang
berhubungan dengan sikap atau kinerja. Misalnya kita akan mengalami kesulitan
dalam mengukur masalah-masalah seperti berikut ini:
- Haruskah semua mahasiswa tidak mencontek dalam ujian?
- Haruskah semau mahasiswa rajin dalam belajar?
Akan lebih
baik kalau masalah tersebut dijadikan dalam bentuk seperti:
- Hubungan antara kesiapan ujian dan nilai yang diraih
- Pengaruh kerajinan mahasiswa terhadap kecepatan kelulusan
- 5.6. Strategi Menentukan Masalah
Salah satu
cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses
penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada
akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Di bawah ini
diberikan contoh cara menyempitkan masalah yang berkaitan dengan penelitian
dalam dunia bisnis.
- Pemikiran manajerial saat ini dan yang akan datang.
- Masalah manajerial
- Masalah penelitian
- Penyaringan identifikasi masalah
- Penyaringan formulasi masalah
- Penyaringan seleksi masalah
- Masalah yang khusus dengan tujuan penelitian yang dinyatakan
5.6.1. Mengenali
suatu gejala
Munculnya
rasa ketidakpuasan dinatara para programmer komputer di suatu perusahaan
tertentu. Penghasilan perusahaan tersebut terus meningkat dengan baik selama
lima tahun terakhir ini. Keluhan-keluhan secara lisan telah diterima dari para
pegawai mengenai struktur penggajian yang dianggap sudah tidak memadai lagi.
5.6.2.
Identifikasi Masalah
a).
Melakukan evaluasi terhadap data internal dan eksternal dengan melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Monitoring ketidakpuasan tersebut dan penyebaran informasi penghasilan perusahaan
- Melacak apakah pernah ada rasa ketidakpuasan muncul di masa-masa lalu.
- Mencari literature / acuan yang membahas masalah yang mirip dengan kejadian yang dialami di perusahaan tersebut dengan masalah di perusahaan lain.
b) Melakukan
isolasi area masalah
- Pihak manajemen tidak mempunyai perencanaan alokasi penggajian yang kosnisten
- Berdasarkan wawancara diluar diketahui adanya ketidakpuasan terhadap system penggajian
- Pihak direksi telah menginventarisasi keluhan-keluhan dari pegawai mengenai adanya diskriminasi penggajian.
5.6.3.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah akan berbunyi sebagai berikut:
- Factor-faktor utama apa saja yang berhubungan dengan tingkat-tingkat penggajian bagi para professional ahli komputer di perusahaan tersebut.
- Apakah ada hubungan antara meningkatnya penghasilan perusahaan dengan ketidakpuasan di kalangan para programmer
5.7.
Pertimbangan Khusus dalam Memilih Masalah yang akan Diteliti
Dalam
melakukan pemilihan masalah dapat mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
a). Dapat
Dilaksanakan Jika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini bermanfaat bagi kita untuk mengecek apakah kita dapat atau tidak
melakukan penelitian dengan masalah yang kita tentukan: 1) apakah masalah tersebut
dalam jangkauan kita? 2)apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan
penelitian dengan persoalan tersebut? 3)apakah kita akan mendapatkan akses
untuk memperoleh sample yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai sarana
pemerolehan data dan informasi.? 4)apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga
kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan?
5)apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?
b).
Jangkauan Penelitiannya Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Apakah
jumlah variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan
secara tertulis?
c).
Keterkaitan Apakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara pemecahannya?
Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang pengetahuan
atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan penelitian dengan masalah tersebut
apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita?
d). Nilai
Teoritis Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan
teori yang ada? Apakah pihak-pihak lain , seperti pembaca atau pemberi dana
akan mengakui kepentingan studi ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan
memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil
penelitiannya layak dipublikasikan?
e). Nilai Praktis Apakah hasil penelitiannya
nantinya akan ada nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang sesuai
dengan masalah yang akan diteliti
0 Response to "MEMILIH MASALAH DAN MENYUSUN HIPOTESIS"
Post a Comment