Proses Terjadinya Cacat Kusta



Kusta merupakan masalah kesehatan masyarakat karena cacatnya. Cacat kusta terjadi akibat gangguan fungsi saraf pada mata, tangan atau kaki. Sayangnya, orang-orang yang cacat akibat kusta “dicap” seumur hidup sebagai “penderita kusta” walaupun sudah sembuh dari penyakit. 
Proses Terjadinya Cacat Kusta 

Fungsi saraf ada 3 macam: 

- Fungsi motorik memberikan kekiatan pada otot 

- Fungsi sensonk memberi rasa raba 

- Fungsi otonom mengurus kelenjar keringat dan kelenjar minyak 



Terjadinya cacat tergantung dari fungsi saraf, serta saraf mana yang rusak. 

Kecacatan pada kusta dapat terjadi lewat 2 proses : 

1. Infiltrasi langsung M. leprae ke susunan saraf tepi dan organ (misalnya mata). 

2. Melalui reaksi kusta. 


Kecacatan yang terjadi tergantung pada komponen saraf yang terkena. Apakah sensoris, motoris, otonom, maupun kombinasi antara ketiganya. 

Tingkat Cacat Menurut WHO 

Untuk menilai kualitas penanganan pencegahan cacat yang dilakukan oleh petugas, maka semua pasien kusta dinilai tingkat cacatnya sesuai dengan petunjuk WHO. 

Kualitas penemuan penderita juga dapat dinilai dengan melihat proporsi tingkat cacat 2 di antara penderita baru. 

- Ini suatu sistem untuk mengukur cacat akibat kerusakan saraf, sebagai resiko penyakit kusta. Cacat yang terjadi bukan akibat kusta, tidak dihitung. 

- Mata diperiksa apakah kelopak mata sulit menutup, 

- Tangan diperiksa apakah ada lunglai, mati rasa pada telapak, luka atau ulkus akibat mati rasa, pemendekan jari atau kelemahan otot. 

- Kaki diperiksa apakah ada lunglai (semper), mati rasa pada telapak kaki, luka, atau pemendekan jari.

Tabel II.10.
Kerusakan saraf akan mengakibatkan cacat pada tempat tertentu
motorik
sensorik
otonom
Fascialis
Kelopak mata tidak bisa menutup


Ulnaris
Jari tangan ke 4 dan ke 5 lemah/lumpuh/kiting
Mati rasa telapak tangan bagian jari ke 4 dan 5
Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah
Medianus
Ibu jari, jari ke2,dan ke 3 lemah/lumpuh/kiting
Mati rasa telapak tangan bagian ibu jari, jari ke 2 dan 3
Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah
Radialis
Tangan lunglai

Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah
Peroneus
Kaki semper

Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah
Tibialis posterior
Jari kaki kiting
Mati rasa telapak kaki
Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah

Tabel II.11.
Tingkat cacat menurut WHO
reaksi ringan
reaksi berat
0
Tidak ada kelainan pada mata akibat kusta
Tidak ada anestesi atau cacat akibat kusta
1
Ada kelainan mata akibat kusta tetapi tidak kelihatan. Visus sedikit berkurang akibat kusta
Ada anestesi tetapi tidak ada cacat atau kerusakan yang kelihatan akibat kusta
2
Ada lagophtalmus, visus sangat terganggu akibat kusta
Ada cacat/kerusakan yang kelihatan akibat kusta misalnya ulkus, jari kiting, kaki semper


-          Yang tidak termasuk hitungan ialah semua cacat atau kelainan pada kulit saja atau yang terjadi bukan akibat penyakit kusta, yaitu: luka biasa (pada tangan atau kaki yang tidak mati rasa), alis mata menipis (madarosis), hidung pelana, mati rasa selain pada telapak (pada kulit umum atau pada bercak); kiting, kelemahan otot atau kehilangan jari yang disebabkan oleh kecelakaan.
-          Tingkat cacat umum berarti nilai cacat yang paling tinggi di antara mata, tangan dan kaki, dan nilai itulah yang diisi di laporan bulanan
-          Jumlah nilai diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai dan mata, tangan dan kakii sehingga dapat gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan penderita itu yang sebenarnya.

0 Response to "Proses Terjadinya Cacat Kusta"

Post a Comment