Thursday, March 7, 2013
Kesehatan
BAGAIMAN CARA PENANGANAN EPILEPSI
Epilepsi
Suatu keadaan
neurologis yang ditandai oleh bangkitan epilepsi yang berulang, yang timbul
tanpa provokasi. Sedangan, bangkitan epilepsy sendiri adalah suatu manifestasi
klinik yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang abnomal, berlebih dan
sinkron, dari neuron yang (terutama) terletak pada korteks serebri. Aktivitas
paroksismal abnormal ini umumnya timbul intermitten dan ‘self limited’.
Sindoma epilepsi
Adalah
penyakit yang ditandai oleh sekumpulan gejala yang timbul bersamaan (termasuk
tipe bangkitan, etiologi, anatomi, faktor presipitat usia saat awitan, beratnya
penyakit, siklus harian dan prognosa).
KLASIFIKASI BANGKITAN EPILEPSI
I.
Bangkitan Parsial (fokal)
A.
Parsial sederhana
1.
Disertai gejala motorik
2.
Disertai gejala somato-sensorik
3.
Disertai gejala psikis
4.
Disertai gejala autonomik
B.
Parsial kompleks
Disertai
dengan gangguan kesadaran sejak awitan dengan atau tanpa automatism
1.
Parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran dengan
atau tanpa automatism
C.
Parsial sederhana yang berkembang menjadi umum sekunder
1.
Parsial sederhana menjadi umum tonik klonik
2.
Parsial kompleks menjadi umum tonik klonik
3.
Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi umum
tonik klonik
II.
Bangkitan Umum
a.
Bangkitan lena
b.
Bangkitan Miokonik
c.
Bangkitan Klonik
d.
Bangkitan tonik
e.
Bangkitan Tonik-klonik
f.
Bangkitan Atonik
III. Bangkitan
yang tidak teklasifikasikan
Laboratorium / Pemeriksaan penunjang
·
EEG
·
Laboratorium : (atas indikasi)
A.
Untuk penapisan dini matabolik
1.
Kadar glukosa darah
2.
Pemeriksaan elektrolit termasuk kalsium dan magnesium
v
Atas indikasi
1. Penapisan dini racun/toksik
2. Pemeriksaan serologik
3. Kadar vitamin dan nutrient
lainnya
v
Perlu diperiksa pada sindroma tertentu
1. Asam amino
2. Asam Organik
3. NH3
4. Enzim Lysosomal
5. Serum laktat
6. Serum piuvat
B.
Pada kecurigaan infeksi SSP akut
Ø
Lumbal fungsi
·
Radiologi
v
CT-scan kepala dengan kontras
v
MRI kepala
·
Gold standard
v
EEG iktal dengan subdural atau depth EEG.
Diagnosis Banding
1.
Bangkitan Psychogenik
2.
Gerak involunter
3.
Hilangnya tonus atau kesadaran (sinkop, TIA,
narkolepsi)
4.
Gangguan respirasi (apnea, breath holding,
hipeventilasi)
5.
Gangguan perilaku
6.
Gangguan persepsi (vertigo, nyeri kepala)
7.
Keadaan episodic dari penyakit tertentu
Penatalaksanaan
·
Medikamentosa
Pemilihan obat
anti epilepsi bergantung :
1.
Bentuk bangkitan dan sindroma epilepsi
2.
Kemudahan pemakaiannya
3.
Penggunaan terapi tunggal dan dosis tunggal menjadi
pilihan utama
4.
Harga obat
5.
Efek samping OAE yang timbul
Antikonvulsan
utama
1.
Fenobrbital: dosis 2-4 mg/KgBB/hari
2.
Phenitoin: 5-8 mg/KgBB/hari
3.
Karbamasepin : 20 mg/KgBB/hari
Valprote :
30-80 mg/KgBB/hari
Keputusan
pemberian pengobatan setelah bangkitan pertama dibagi dalam 3 kategori :
1.
Definitely treat (pengobatan perlu dilakukan segera)
Bila terdapat
lesi struktural, seperti :
a.
Tumor otak
b.
AVM
c.
Infeksi : seperti abses, ensefalitis herpes
Tanda lesi
struktural :
a.
Terdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung
(bukan orang tua)
b.
EEG dengan gambaran epileptik yang jelas
c.
Riwayat bangkitan simptomatik
d.
Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi SSP
e.
Status epileptikus pada awitankejang.
2.
Possibly treat (kemungkinan harus dilakukan pengobatan)
Pada
bangkitan yang tidak dicetuskan (diprovokasi) atau tanpa disertai faktor resiko
diatas
3.
Probably not treat (pengobatan jangka pendek mungkin
diperlukan)
a.
Kecanduan alkohol
b.
Ketergantungan obat-obatan
c.
Bangkitan dengan penyakit akut (demam tinggi,
dehidrasi, hipoglikemia)
d.
Bangkitan segera setelah benturan di kepala
e.
Sindroma epilepsi spesifik yang ringan, seperti kejang
demam, BECT
f.
Bangkitan yang diprovakasi kurang tidur.
Pemilihan OAE
berdasarkan tipe bangkitan Epilepsi
1. Bangkitan Parsial
·
Fenitoin, Karbamasepin (terutama untuk CPS),
asam valpoat
2. Bangkita umum sekunder
·
Karbamasepin, enitoin, asam valproat
3. Bangkitan umum tonik klonik
·
Karbamasepin, phenytoin, asam valproat,
Phenobarbital
4. Bangkitan lena
·
Asam valproat, ethosuximide (tidak tersedia di Indonesia )
5. Bangkitan mioklonik
·
Asam Valproat
Penghentian OAE :
·
Dilakukan secara bertahap setelah 2-5 tahun
pasien bebas kejang
·
Tergantung dari bentuk bangkitan dan sindroma
epilepsi yang diderita pasien
·
Penghentian OAE dilakukan secara perlahan dalam
beberapa bulan
0 Response to "BAGAIMAN CARA PENANGANAN EPILEPSI "
Post a Comment